Agama mengajarkan kebaikan kepada semua orang, landasan inilah yang dijadikan dasar untuk hidup saling menolong antar sesama manusia. Agama tidak boleh dijadikan landasan untuk saling menghujat, mencela dan mencerca antara umat manusia hanya karena adanya perbedaan pandangan, aliran, dan ajaran. Tetapi agama untuk hal-hal positif yaitu menjaga kerukunan dan kedamaian. Melalui agama sebagai landasan sosial keagamaan maka kita saling mengulurkan tangan, bahu membahu, tolong-menolong antara sesama bahkan kepada semua makhluk. Membantu orang yang membutuhkan adalah hakikat ajaran suci dari agama dengan kata lain saling memberi.
Dalam agama Buddha memberi disebut “dana”, tetapi dana ini tampak lebih luas dan kompleks. Dana dalam agama Buddha diartikan sebagai pemberikan dengan tulus, ikhlas dengan melepaskan apa yang telah dimiliki, baik itu berupa uang atau barang, tenaga atau pemikiran, tidak membuat makhluk lain menderita, memaafkan dan nasihat yang baik kepada orang lain.
Memberi dalam perspektif Buddhis bukan hanya sebatas santunan tetapi juga memberi berupa kebaikan lainnya. Di dalam kitap suci Tipitaka diceritakan bahwa Buddha dan para Bhikkhu mendapat banyak penghormatan dari para raja dan sodagar-sodagar kaya lainnya, tetapi para Bhikkhu dan Buddha justru banyak mengunjungi orang-orang miskin untuk menerima persembahan makanan dari mereka. Mengapa Buddha menerima persembahan dari orang-orang miskin. Alasannya adalah mengajarkan kepada orang kurang mampu untuk berlatih memberi dan mau berdana, Buddha menuntun mereka untuk mengubah nasibnya.
Dalam pandangan Buddhis kehidupan saat ini menjadi orang miskin dikarenakan pada kehidupan masa lalunya ia tidak suka berdana, sesuai dengan hukum karma sehingga pada kehidupan selanjutnya serba kekurangan. Memberi merupakan perbuatan yang paling mudah dilakukan dan merupakan awal dari semua perbuatan baik. Dana dalam Agama Buddha terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:
- Amisa Dana adalah dana materi seperti: pakean, makanan, air minum, obat, tempat tinggal, bunga, lilin, dan dupa.
- Paricaya Dana adalah dana dalam bentuk tenaga.
- Abhaya Dana adalah dana dalam bentuk parasaan seperti memaafkan, tidak menyakiti makhluk lain, rasa nyaman dan menyelamatkan kehidupan makhluk lain.
- Dhamma Dana adalah dana dalam bentuk ajaran dimana menunjukan jalan kebenaran agar mereka mengikuti jalan kebenaran itu sendiri. Atau bisa juga seperti ceramah dan serupanya. Dana ini adalah bentuk dana yang tertinggi.
Dana yang dilakukan atas dorongan orang lain dinamakan “shankara dana”, ini tidak semulia berdana yang dilakukan dengan penuh kesadaran yang akan meghasilkan kemajuan batin. Berdana yang baik hendaknya didasari cetana yang diliputi perasaan senang, baik sebelum member dana “pubba cetana”, pada saat berdana “munca cetana”, dan sesudah berdana “apara cetana”.
Dengan terpenuhinya ketiga faktor tersebut, akan menghasilkan buah kebajikan yang sejati. Inilah pemberian yang di ajaran Buddha. Pemberian yang buahnya kebahagiaan dikedua dunia, yaitu bahagia saat ini dan bahagia di alam selanjutnya.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia