Sebelum diketahui isinya diduga bahwa Abhidhamma berarti ‘metafisika’. Kita kini mengetahui bahwa ini bukan filsafat yang sistematis, melainkan penyajian khusus tentang Dhamma seperti terdapat dalam Sutta-Pitaka. Pada umumnya, isinya terdapat dalam sutta-sutta, akan tetapi diuraikan dalam bagian ini dalam bentuk tanya-jawab yang terperinci.
Kebanyakan bersifat kejiwaan dan logika; di dalamnya, ajaran-ajaran pokok tidak dibahas tetapi diterima sebagaimana adanya.
- Dhammasangani. “Perincian dhamma-dhamma”, yakni unsur-unsur atau proses-proses batin.
- Vibhanga. “Perbedaan atau penetapan”. Pendalaman mengenai soal-soal di atas.
- Dhatukatha. “Pembahasan mengenai unsur-unsur”. Mengenai unsur-unsur batin dan hubungannya dengan kategori lain.
- Puggalapaññatti. “Penjelasan mengenai orang-orang”, terutama menurut tahap-tahap pencapaian mereka sepanjang Jalan.
- Kathavatthu. “Pokok-pokok pembahasan”, pembahasan dan bukti-bukti kekeliruan dari berbagai sekte (aliran -aliran).
- Yamaka. “Kitab pasangan”, yang oleh Geiger disebut logika terapan. Pokok masalahnya adalah psikologi dan uraiannya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan berpasangan.
- Patthana. “Kitab hubungan”, analisa mengenai hubungan-hubungan (sebab-sebab dan sebagainya) dari benda-benda dalam dua puluh empat kelompok.
Sumber : https://samaggi-phala.or.id/