Vinaya adalah aturan-aturan disiplin yang disusun dalam dua himpunan berdiri sendiri, yang kemudian mendapat penambahan.
Penggolongan pelanggaran dalam delapan kelompok dimulai dengan empat aturan parajika mengenai pelanggaran-pelanggaran yang dapat menyebabkan seorang bhikkhu dikeluarkan dari Sangha. Pelanggaran-pelanggaran ini meliputi pelanggaran seks, pencurian, pembunuhan dan pembujukan untuk membunuh diri, kesombongan palsu akan kemampuan gaib diri sendiri.
Aturan-aturan ini berjumlah 227. Seluruhnya sama dengan peraturan-peraturan Patimokkha yang diucapkan pada pertemuan Uposatha dari Sangha. Bagian ini dilanjutkan dengan Bhikkhuni-suttavibhanga, suatu rangkaian aturan untuk para bhikkhuni.
ll Khandhaka-khandhaka, yang disusun dalam dua seri.
1. Mahavagga
- Khandhaka-khandhaka, yang disusun dalam dua seri.
- Aturan-aturan untuk memasuki Sangha.
- Pertemuan Uposatha dan pengucapan Patimokkha.
- Tempat tinggal selama musim hujan (vassa).
- Upacara penutupan musim hujan (Pavarana).
- Aturan untuk menggunakan pakaian dan perabot hidup.
- Upacara Kathina, pembagian jubah tahunan.
- Bahan jubah, aturan tidur dan aturan bagi bhikkhu yang sedang sakit.
- Cara menjalankan keputusan oleh Sangha.
- Cara menyelesaikan perselisihan dalam Sangha.
2. Cullavagga
- Aturan-aturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran yang dihadapkan kepada Sangha.
- Penerimaan kembali seorang bhikkhu.
- Aturan-aturan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
- Berbagai aturan untuk mandi, berpakaian, dan lain-lain.
- Tempat tinggal, perabot, penginapan-penginapan.
- Perpecahan.
- Perlakuan pada berbagai golongan bhikkhu dan kewajiban para guru dan samanera.
- Pengucilan dari Patimokkha.
- Pentahbisan dan petunjuk bagi para bhikkhuni.
- Sejarah Sidang Agung pertama di Rajagaha.
- Sejarah Sidang Agung kedua di Vesali.
lll Parivara.
Ringkasan dan penggolongan aturan-aturan. Aturan-aturan dalam Suttavibhanga dan Khandhaka-khandhaka disertai cerita mengenai terjadinya aturan ini. Beberapa di antaranya benar-benar formal, yang semata-mata menunjukkan bahwa bhikkhu atau sekelompok bhikkhu telah melakukan pelanggaran atau mengikuti kebiasaan tertentu yang karenanya Sang Buddha menetapkan suatu keputusan. Akan tetapi, cerita-cerita nyata dimasukkan teristimewa dalam Mahavagga dan Cullavagga, serta khotbah-khotbah dari Nikaya-nikaya.
Aturan-aturan penerimaan dalam Sangha didahului oleh cerita mengenai kejadian setelah mencapai penerangan, awal pembabaran Dhamma dan penerimaan siswa-siswa pertama. Cerita mengenai Rahula diberikan sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk penerimaan, dan aturan-aturan mengenai perpecahan adalah cerita tentang komplotan Devadatta.
Sumber : https://samaggi-phala.or.id/