Dhammapada Syair 50 : Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.
Dhammapada Syair 54 : Harumnya bunga tak dapat melawan arah angin. Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan dapat melawan arah angin; harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.
Dhammapada Syair 55 : Harumnya kebajikan adalah jauh melebihi harumnya kayu cendana, bunga tagara, teratai maupun melati.
Dhammapada Syair 102 dan 103 : Daripada seribu bait syair yang tak bermanfaat adalah lebih baik satu kata Dhamma yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya. Walaupun seseorang dapat menaklukkan ribuan musuh dalam ribuan kali pertemburan, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri.
Dhammapada Syair 183 : Tidak melakukan segala bentuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan dan memberisihkan batin; inilah Ajaran Para Buddha.
Dhammapada Syair 184 : Kesabaran adalah praktek bertapa yang paling tinggi. "Nibbana adalah yang tertinggi", begitulah sabda Para Buddha. Dia yang masih menyakiti orang lain sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana).
Dhammapada Syair 185 : Tidak menghina, tidak menyakiti, dapat mengendalikan diri sesuai dengan peraturan, memmiliki sikap madya dalam hal makan, berdiam di tempat yang sunyi serta giat mengembangkan batin nan luhur; inilah Ajaran Para Buddha.
Dhammapada Syair 204 : Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar. Kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik. Nibbana adalah kebahagiaan yang tertinggi.
- Home-icon
- Menu
- Tentang (DI)
- Sejarah
- _Agama Buddha Di India
- _Agama Buddha di Indonesia
- __Masuk Ke Indonesia
- __Zaman Kerajaan
- __Zaman Kerajaan Majapahit
- __Masa Gelap Agama Buddha
- __Kebangkitan Agama Buddha
- __Zaman Kemerdekaan
- Tri Pitaka
- _Sutta Pitaka
- __Digha Nikaya
- __Majjhima Nikaya
- __Samyutta Nikaya
- __Anguttara Nikaya
- __Khuddaka Nikaya
- _Vinaya Pitaka
- _Abhidhamma Pitaka
- Artikel Dhamma
- _Riwayat Buddha Gotama
- _Pokok Dasar A. Buddha
- _Inti Sari Ajaran Buddha
- _Bendera Buddhis
- _Lambang Buddhis
- _Tempat Suci Agama Buddha
- _Ehipassiko Dasar Keyakinan
- _Artikel Lainnya
- Cerita Buddhis
- _Yamaka Vagga BAB I
- _Appamada Vagga BAB II
- _Citta Vagga BAB III
- _Puppha Vagga BAB IV
- _Bala Vagga BAB V
- _Pandita Vagga BAB VI
- _Arahanta Vagga VII
- _Sahassa Vagga BAB VIII
- _Papa Vagga BAB IX
- _Danda Vagga BAB X
- _Jara Vagga BAB XI
- _Atta Vagga BAB XII
- _Loka Vagga BAB XIII
- _Buddha Vagga BAB XIV
- _Sukha Vagga BAB XV
- _Piya Vagga BAB XVI
- _Kodha Vagga BAB XVII
- _Mala Vagga BAB XVIII
- _Dhammattha Vagga BAB XIX
- _Magga Vagga BAB XX
- _Pakinnaka Vagga BAB XXI
- _Niraya Vagga BAB XXII
- _Naga Vagga BAB XXIII
- _Cerita Kelinci Yang Bijak