Di dalam Tripitaka terdapat banyak nasehat kepada orang sedang sakit. Sejumlah sutta menganjurkan pembacaan unsur-unsur pencerahan (bojjhanga) dengan tujuan untuk penyembuhan penyakit-penyakit jasmani. Sebagaimana pada suatu ketika, saat para bhikkhu senior Mahakassapa dan Mahamoggallana sedang sakit, Sang Buddha membacakan unsur-unsur pencerahan dan diceritakan bahwa para bhikkhu tersebut kembali sehat (S.v,79-80). Mungkin perlu dicatat bahwa semua bhikkhu yang bersangkutan adalah arahatta, mereka telah mengembangkan unsur-unsur pencerahan secara penuh.
Bojjhanga Samyutta juga
menceritakan bahwa suatu waktu Sang Buddha sakit, Beliau meminta Cunda
membacakan unsur-unsur pencerahan (S.v,81). Sang Buddha merasa senang dengan
pembacaan tersebut dan diceritakan Beliau kembali sehat. Pada peristiwa
lainnya, saat bhikkhu Girimananda sakit parah (A.v,109), Sang Buddha
memberitahu Ananda bahwa jika khotbah tentang sepuluh kesadaran (dasa sañña) disampaikan kepadanya, ia mungkin menjadi
sehat. Sepuluh kesadaran adalah kesadaran tentang ketidakkekalan, tanpa diri, kekotoran
badan, akibat-akibat buruk (tentang adanya jasmani), pelenyapan
(kesenangan-kesenangan nafsu), ketidakmelekatan, penghentian, kekecewaan dengan
seluruh duniawi, ketidakkekalan semua benda, dan konsentrasi pernafasan. Ananda
mempelajari khotbah tersebut dari Sang Buddha, mengulangi khotbah untuk
Girimananda, dan dilaporkan bahwa Girimananda menjadi sembuh.
Suatu waktu, Sang Buddha
mendengar bahwa seorang bhikkhu yang baru ditahbiskan sedang sakit parah, ia
tidak dikenal di antara anggota para bhikkhu. Sang Buddha mengunjunginya. Saat
ia melihat Sang Buddha mendatanginya, ia bergerak di tempat tidurnya dan
mencoba berdiri, tetapi Sang Buddha memperingatkannya untuk tidak berdiri.
Setelah duduk, Sang Buddha menanyakan kesehatannya, apakah rasa sakitnya
berkurang atau tidak berkurang. Bhikkhu itu menjawab bahwa ia merasa sangat
sakit dan lemah, bahwa rasa sakitnya bertambah dan tidak berkurang.
Selanjutnya, Sang Buddha menanyakan apakah ia mempunyai perasaan ragu-ragu atau
penyesalan apapun. Bhikkhu menjawab bahwa ia mempunyai banyak keragu-raguan dan
penyesalan. Selanjutnya, Sang Buddha bertanya apakah ia menyalahkan diri
sendiri atas pelanggaran apapun. Ia berkata tidak. Setelahnya, Sang Buddha
bertanya mengapa ia merasa menyesal jika ia tidak bersalah atas pelanggaran
apapun. Bhikkhu menjawab bahwa Sang Buddha tidak mengkhotbahkan ajaran untuk
kesucian kebajikan, melainkan ketidakmelekatan dari nafsu duniawi (ragaviragatthaya). Merasa senang, Sang Buddha
menyebutkan ‘Sadhu… Sadhu’ dalam pujian.
Menurut Sotapattisamyutta, suatu ketika Anathapindika sedang
sakit parah, dan Yang Mulia Sariputta mengunjunginya atas permintaan
Anathapindika (S.v,380). Atas pemberitahuan bahwa rasa sakit tersebut sangat
parah dan bertambah, Sariputta mengingatkan Anathapindika akan kebaikan
kebaikannya sendiri. Sariputta menjelaskan bahwa makhluk awam, yang tidak
mempunyai keyakinan pada Buddha, Dhamma dan Sangha dan tidak memelihara
kebiasaan-kebiasaan kebajikan, akan merasakan kesedihan atas kehancuran tubuh.
Tetapi Anathapindika mempunyai keyakinan yang tak tergoyahkan pada Buddha,
Dhamma dan Sangha, dan telah memelihara kebiasaan-kebiasaan moral baik.
Sariputta memberitahuinya bahwa saat sifat-sifat mulia ini dipahami dengan
penuh kesadaran, rasa sakit akan mereda.
Lebih lanjut lagi, Sariputta menunjukkan bahwa orang awam mencapai keadaan sedih atas kehancuran tubuh karena mereka belum mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Tetapi sebaliknya Anathapindika telah mengembangkan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Saat perhatian ditujukan pada mereka dan sifat-sifat mulia dipahami, rasa sakit akan reda. Diceritakan bahwa rasa sakit pun mereda dan Anathapindika sembuh dari penyakit itu. Lebih lanjut lagi, Anathapindika bangun dari tempat tidur dan melayani Sariputta dengan makanan yang telah disediakan oleh dirinya sendiri.
Inilah diantara sutta-sutta yang membahas tentang nasehat kepada orang sakit. Intinya nasehat kepada orang sakit sebaiknya nasehat yang disampaikan adalah bersifat memberikan motivasi agar orang yang sakit termotivasi untuk sembuh.