Pada awal terbentuknya, bumi tidak terlihat. Alam semesta hanya tampak air diselimuti kegelapan. Tidak ada bulan, matahari, bintang, siang dan malam. Tidak ada laki-laki dan perempuan. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk saja yang berasal dari alam Abhassara (alam cahaya) yang berwujud cahaya. Setelah waktu yang sangat lama, tanah muncul di atas permukaan air yang berbentuk buih (busa). Tanah dengan sarinya yang lezat ini memiliki warna, bau, rasa seperti mentega murni dengan kualitas terbaik dan sangat manis bagaikan madu murni.
Makhluk yang memiliki sifat serakah (lolajatiko) berusaha
mencicipi dan makan sari tanah yang ada. Setelah
berusaha mencicipi dan makan dengan memecahkan
gumpalan-gumpalan sari tanah. Akibat dari tindakannya itu, cahaya tubuh pun menjadi lenyap, yang sebelumnya makhluk cahaya berubah menjadi tampak wujudnya dengan penampilan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bulan dan matahari muncul, siang dan malam dapat dibedakan,
bulan, minggu dan tahun serta musim sudah tampak jelas.
Karena adanya perbedaan antara Makhluk yang satu dengan yang lainnya, ada yang rupawan dan buruk
rupa. Makhluk yang rupawan menjadi sombong terhadap makhluk yang buruk rupa. Akibatnya
tanah yang lezat lenyap berganti tumbuh-tumbuhan dari tanah (bhumipapatiko)
yang cara tumbuhnya seperti jamur berjenis cendawan.
tumbuhan ini juga memiliki warna, bau, dan rasa seperti mentega
yang manis bagaikan madu murni. Makhluk-makhluk mulai makan jamur sehingga perbedaan
penampilan mulai meningkat. Sifat sombong dan angkuh muncul atas penampilannya yang rupawan. Akibatnya, jamur manis lenyap berganti tumbuhan menjalar
(badalata) yang cara tumbuhnya seperti bambu, rasanya juga sangat manis
bagaikan madu murni.
Makhluk-makhluk mulai memakan tanaman merambat sehingga
tubuhnya menjadi lebih padat dan perbedaan penampilan lebih meningkat.
Makhluk makhluk itu pun menjadi semakin sombong, sehingga tanaman merambat pun
lenyap. Makhluk-makhluk berkumpul dan meratap menyesali atas perbuatannya. Setelah tanaman merambat lenyap berganti tumbuhan padi (sali) yang masak di alam terbuka (akattha pako). Tumbuhan padi adalah tanaman tanpa dedak dan sekam tampak halus dan berbutiran bersih.
Makhluk-makhluk yang mempunyai sifat malas mulai mengumpulkan padi dengan semaunya, ada untuk dua hari, empat hari, dan delapan hari. Padi yang telah dituai batangnya tidak tumbuh kembali sehingga terjadi masa menunggu. Batang-batang padi mulai tumbuh serumpun. Makhluk-makhluk mulai makan padi yang disimpan dan dedak mulai menutup butiran padi. Makhluk-makhluk ini pun mulai makan butiran padi (sali). Hal ini berlangsung selama waktu yang sangat lama sehingga perbedaan penampilan lebih tajam lagi. Bagi yang wanita tampak kewanitaannya dan laki-laki tampak kelaki-lakiannya. Karena hal inilah sehingga yang laki-laki menjadi memperhatikan keadaan wanita, dan wanita memperhatikan tentang keadaan laki-laki. Karena saling memperhatikan keadaan satu sama lain maka timbullah nafsu indra dalam tubuhnya. Sebagai akibat adanya nafsu indra tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin (methuna) sehingga terjadilah pembuahan dan beranak pinak. Inilah sekilas tenyang terbentuknya bumi dan asal manusia menurut ajaran agama Buddha.
Sumber: Kitab Suci Sutta Pitaka Aganna Sutta