Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Yang Ariya Kondanna

Pada masa Buddha Gotama, terdapat peramal ulung yang dapat menebak dengan tepat apa yang terjadi sesungguhnya. Peramal itu bernama Kondanna ṇḍ Petapa Koṇḍañña terkenal sebagai peramal ulung dan siswa pertama pencapai kesucian tertinggi, Arahat. Beliau pernah meramalkan Pangeran Siddharta bayi ketika kelak akan menjadi Buddha. Beliau adalah siswa pertama yang mencapai kesucian tertinggi. Koṇḍañña adalah anak seorang brahmana, keluarga yang sangat kaya di Donavatthu dekat Kapilavatthu. Beliau lahir sebelum Buddha. Ia kemudian disebut dengan nama keluarganya Koṇḍañña. Ia belajar tiga Weda dan ahli dalam meramal dengan ilmu membaca wajah.

Buddha memberikan khotbah kepada lima petapa, yaitu Koṇḍañña, Assajji, Mahanama, Vappa, dan Bhadiyya. Koṇḍañña mencapai kesucian Sotapanna disusul lainnya. Mereka semua mohon ditahbiskan menjadi bhikkhu. Setelah mendengar khotbah kedua, yaitu Anattalakkhana Sutta atau Khotbah tentang Tanpa Inti yang kekal, lima bhikkhu semua mencapai tingkat kesucian Arahat.

Selama duabelas tahun, Koṇḍañña berdiam di tepi Mandakini, Chaddantavana hingga akhir kehidupannya. Gajah-gajah di hutan bergantian untuk menghormat, mengayomi, memperhatikan, dan serta membawa makanan untuk menjamu dan merawat. Setelah Koṇḍañña meninggal, semuanya menangis. Pada saat kremasi dilakukan, hadir delapan ribu gajah dengan dewa Nāgadatta di kepala mereka.

Semua dewa terendah sampai ke alam brahma tertinggi mengikuti upacara duka. Setiap dewa membawa sepotong kayu cendana. Lima ratus bhikkhu, yang dipimpin oleh Anuruddha. Relik-relik tersebut dibawa keVeluvana dan diserahkan kepada Buddha. Dengan tangan-Nya sendiri, Buddha menyimpan relik Y.A. Koṇḍañña ke dalam sebuah cetiya perak yang muncul dari bumi.