Moralitas (s͂ila) sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan moralitas yang baik, seseorang
dapat menghindari segala bentuk kejahatan. Kejahatan yang terjadi di mana-mana,
termasuk di kalangan remaja khususnya pelajar SMP. Kenakalan dan kejahatan di
kalangan pelajar SMP masih marak di Indonesia. Hal ini terjadi karena
moralitasnya rapuh sehingga mudah terkena pengaruh pergaulan buruk antarteman.
Pelajar yang moralnya baik
tidak akan terkena pengaruh buruk dari temannya. Oleh karena itu, mereka tidak
akan melakukan kejahatan sekecil apa pun. Mereka malu berbuat jahat dan takut
akibat perbuatan jahat. Yang Ariya Upali adalah siswa utama Buddha yang sangat
terkenal menjaga aturan moralitas (s͂ila). Upali selalu rendah hati dan
melaksanakan semua atura kebhikkhuan dengan baik melebihi bhikkhu lainnya. Suatu
ketika Upali memohon izin tinggal di hutan untuk berlatih meditasi, tetapi
tidak diizinkan oleh Buddha. Upali harus tetap berada dalam Sangha, penjaga
vinaya yang merupakan tuntunan bagi bhikkhu-bhikkhu lainnya di bawah bimbingan
Buddha.
Akhirnya, Upali bertemu seorang bhikkhu tua yang sedang sakit lalu menyembuhkannya dengan minuman anggur. Buddha mengizinkan bahwa orang sakit dikecualikan dari aturan yang melarang minum-minuman yang difermentasi. Upali dihormati karena kebijaksanaannnya dalam menyelesaikan perselisihan dalam Sangha. Setelah Buddha mencapai Parinibbana, Upali memberikan sumbangan besar dalam melestarikan ajaran Buddha, yaitu mengulang peraturan kebhikkhuan (Vinaya) dalam konsili I di Rajagaha yang dipimpin oleh Y.A. Mahakassapa.