Pada suatu hari, Buddha mengumpulkan muridnya berjumlah enam puluh orang Arahat dan berkata, “Aku telah terbebas dari semua ikatan, oh Bhikkhu, baik yang bersifat batiniah maupun yang bersifat badaniah, demikian pula kamu sekalian. Sekarang kamu harus mengembara guna kesejahteraan dan keselamatan orang banyak. Janganlah pergi berduaan ke tempat yang sama.
Khotbahkanlah Dhamma yang mulia pada awalnya,
mulia pada pertengahannya, dan mulia pada akhirnya. Umumkanlah tentang
kehidupan suci yang benar-benar bersih dan sempurna dalam ungkapan dan dalam hakikatnya.
Terdapat makhluk-makhluk yang matanya hanya ditutupi oleh sedikit debu. Kalau
tidak mendengar Dhamma, mereka akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
manfaat yang besar. Mereka adalah orangorang yang dapat mengerti Dhamma dengan
sempurna. Aku sendiri akan pergi ke Senanigama di Uruvela untuk mengajar
Dhamma.” Kemudian berangkatlah keenam puluh Arahat itu sendiri-sendiri ke
berbagai jurusan dan mengajar Dhamma kepada penduduk yang mereka jumpai.
Dalam perjalanan dari Uruvela ke Benares, pada
suatu hari Buddha tiba di perkebunan kapas dan beristirahat di bawah sebatang
pohon yang rindang. Tidak jauh dari tempat itu, tiga puluh orang pemuda sedang
bermain-main yang diberi nama Bhaddavaggiya. Dua puluh sembilan orang sudah
menikah, hanya seorang belum. Ia membawa seorang teman wanita lain. Selagi
mereka sedang bermain-main dengan asyik, teman wanita lain tersebut menghilang dengan
membawa pergi perhiasan yang mereka letakkan di satu tempat tertentu.
Setelah tahu apa yang terjadi, mereka mencari
teman wanita lain tersebut. Melihat Buddha duduk di bawah pohon, mereka
menanyakan, apakah Buddha melihat seorang wanita lewat di dekat situ. Atas
pertanyaan Buddha, mereka menceritakan apa yang telah terjadi. Kemudian Buddha
berkata, “Oh, Anakanak muda, cobalah pikir, yang mana yang lebih penting. Menemukan
dirimu sendiri atau menemukan seorang wanita lain?” Setelah mereka menjawab bahwa
lebih penting menemukan diri mereka sendiri, maka Buddha kemudian berkhotbah
tentang Anupubbikatha dan Empat Kesunyataan Mulia. Mereka semua memperoleh Mata
Dhamma dan mohon ditahbiskan menjadi bhikkhu. Setelah ditahbiskan, mereka
dikirim ke tempat-tempat jauh untuk mengajarkan Dhamma.