Pergaulan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “gaul”
yang berarti campur. Pergaulan adalah perihal bergaul; kehidupan bermasyarakat.
Jadi bergaul adalah hidup berteman atau bersahabat. Pergaulan merupakan langkah
awal untuk menemukan inspirasi, gagasan, pandangan, karakter, pengertian, dan
motivasi dalam hidup.
Pergaulan merupakan proses interaksi antara individu dengan individu ataupun
individu dengan kelompok. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan
kebersamaan dengan manusia atau kelompok lain. Pergaulan berpengaruh besar
terhadap pembentukan kepribadian seseorang, utama bagi remaja yang masih belum
stabil dan masih mencari jati diri. Keperibadian remaja yang masih labil mudah
dipengaruhi orang lain, bahkan kadang ingin mencoba sesuatu yang baru yang dia
tidak tahu hal itu baik atau buruk. Pergaulan yang negatif dengan individu yang
tidak baik akan menghasilkan keperibadian yang kurang baik pula. Pergaulan
negatif ini mudah mengarah kepada pergaulan bebas. Pergaulan positif akan
menghasilkan kepribadian positif pula.
Karakter seseorang salah satunya ditentukan melalui pergaulan yang baik. Pergaulan
dapat memunculkan hal-hal yang baik maupun hal-hal yang buruk maka seseorang
hendaknya memilih pergaulan yang baik. Teman atau sahabat yang baik dapat
mendukung kemajuan seseorang seperti pola pikir yang baik, prestasi, dan
keberhasilan hidup seseorang. Untuk itu, kita mesti menciptakan pergaulan yang
baik untuk diri sendiri dan orang lain, maka kita memerlukan dasar atau aturan
yang dapat dijadikan pedoman dalam pergaulan hidup di keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Pola pergaulan remaja Buddhis sebaiknya disesuaikan dengan sabda-sabda Buddha
yang terdapat dalam berbagai sutta seperti Sigalovada sutta, Manggala sutta,
Parabhava sutta dan sutta-sutta lain. Berikut ini akan diuraikan dasar persahabatan
yang telah diajarkan oleh Buddha di dalam Manggala Sutta dan Sigalovada sutta.
Buddha menjelaskan dalam Manggala sutta bahwa tak bergaul
dengan orang-orang bodoh, bergaul dengan para bijaksana, dan menghormat yang patut
dihormat itulah berkah utama. Sutta ini sangat jelas sebagai pedoman bagi para
remaja agar dalam bergaul, pilihlah teman yang relatif bijak, jangan bergaul
dengan teman yang “kurang disiplin” misalnya yang tidak menghargai waktu dan
lebih memilih menonton pertunjukan daripada mengerjakan pekerjaan sekolah
ataupun membantu pekerjaan orang tua.
Bertempat tinggal di tempat yang sesuai, memiliki
timbunan kebajikan di masa lampau, membimbing diri dengan benar, itulah berkah
utama. Remaja harus tinggal dengan orang tua dan keluarga yang mampu memberikan
perhatian, kehangatan dan kasih sayang kepadanya. Jangan tinggal di lingkungan
yang sebagian besar remajanya sudah tidak bersekolah, banyak menghabiskan waktu
di pusat permainan (game center), suka keluar rumah sampai tengah malam, suka mengadujago,suka
minum-minuman keras bahkan menggunakan narkoba.Kalau tinggal di lingkungan yang
seperti ini kemungkinan besar remaja akan terbawa melakukan hal negatif
tersebut. Remaja yang memiliki timbunan kebajikan di masa lampau, biasanya akan
terlahir dalam keluarga harmonis, yang juga memiliki kebajikan tinggi. Hal ini
sangat menguntungkan dalam melangkahkan kaki pada kehidupan remajanya dan
mempermudah pembimbingan diri dengan benar. Apabila remaja mampu membimbing
diri dengan benar maka tentu dia akan memiliki tingkah laku yang benar dan
menyenangkan orang lain.
Memiliki pengetahuan luas, terampil, terlatih baik dalam
tata susila, bertutur kata dengan baik, itulah berkah utama. Untuk memiliki
pengetahuan luas dan keterampilan tentu remaja perlu bersekolah, banyak membaca
buku-buku ilmu pengetahuan atau membaca melalui internet dan mengikuti berbagai
kursus keterampilan. Kalau memiliki pengetahuan luas tentu akan menjadi nara
sumber bagi siapapun, artinya dia akan memiliki banyak teman yang membutuhkannya.
Sedangkan kalau memiliki keterampilan akan mudah mendapat tambahan penghasilan,
karena akan banyak orang yang membutuhkan. Apalagi disamping terampil juga
ringan tangan, mudah diminta pertolongan, tidak segan
memberi bantuan. Remaja yang terlatih dalam tata susila dan bertutur kata
dengan baik akan disukai orang banyak, mulai dari teman sebaya sampai orang
tua. Tentu orang akan memperlakukan remaja itu dengan baik dan memperoleh
penghormatan selayaknya.
Membantu ayah dan ibu, belajar dengan sungguh-sungguh, itulah berkah utama. Remaja yang dalam keluarga rajin membantu ayah dan ibu, tentu akan disayangi kedua orang tuanya. Sepanjang orang tua mampu tentu orang tua akan memenuhi segala kebutuhannya. Remaja yang belajar dengan sungguh-sungguh tentu akan berhasil dalam studinya. Kesuksesan studi akan menjadi modal untuk mencari pekerjaan yang layak. Memiliki pekerjaan yang baik tentu dapat menunjang kehidupan diri dan orang tuanya.
Berdana, melakukan kebajikan, dan tidak melakukan pekerjaan
tercela, itulah berkah utama. Berdana dan melakukan kebajikan merupakan perbuatan
baik (kusala kamma) yang akan diikuti hasil yang baik (kusala vipaka) seperti
kebahagiaan, kekayaan, dan kesuksesan. Remaja yang tidak melakukan pekerjaan
tercela, artinya dia melaksanakan sila dengan baik, sama dengan melaksanakan
kusala karma juga. Berdana, melakukan kebajikan, dan tidak melakukan pekerjaan
tercela, ketiga perbuatan ini akan menghasilkan dampak yang baik dalam
kehidupannya, seperti mudah mendapatkan rejeki, disukai teman dan masyarakat,
dihormati dan disegani orang banyak.
Enam cara inilah seorang warga keluarga
memperlakukan para pertapa dan brahmana. Enam cara ini pulalah para pertapa dan
brahmana menunjukkan kecintaan mereka kepadanya.
Yang perlu mendapat perhatian bagi remaja Buddhis adalah perilaku orang tua
dan anaknya, para guru dan siswanya, sahabat/kawan dan warga keluarganya, pelayan
/karyawan dan majikannya, sangha dan umatnya. Sebagaimana dalam Sigalovada
Sutta ada 6 macam perilaku hubungan antara manusia diberbagai profesi dan
tingkatan. Dengan memahami dan melaksanakan bagaimana seharusnya memperlakukan
orang tuanya, maka siswa akan menjadi anak yang berbakti. Apabila perilaku ini
dijalankan terus menerus para remaja akan dapat menjadi manusia yang memiliki
berkah utama seperti yang disabdakan oleh Buddha dalam Manggala sutta yaitu
membantu ayah/ibu dan bekerja/belajar dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang tahu bagaimana memperlakukan guru-gurunya maka dapat diharapkan
dia akan belajar dengan penuh perhatian dan sukses dalam belajarnya, karena
guru-gurunya akan member perhatian lebih. Siswa yang tahu bagaimana bergaul
dengan sahabat-sahabatnya dia akan memperoleh banyak manfaat, bantuan maupun
perlindungan dari sahabat saat diperlukan.