Dalam Sigalovada Sutta Buddha menjelaskan bahwa bergaul
dengan orang yang buruk normanya merupakan salah satu sebab yang membawa pada
kemerosotan batin. Faktor lainnya ialah karena pengaruh lingkungan. Lingkungan
dengan kebiasaan masyarakat setempat yang buruk akan membawa dampak buruk juga
terhadap perkembangan anak. Tetapi walaupun seorang remaja tumbuh di lingkungan
dengan tingkat kriminalitas yang tinggi, hubungan dengan teman sebaya dapat
mempengaruhi dirinya apakah akan melakukan kenakalan atau tidak.
Penyalahgunaan teknologi juga dapat menjerumuskan anak
melakukan berbagai perilaku yang menyimpang. Fenomena yang terjadi sebagian
besar remaja menggunakan fasilitas internet untuk membuka situs-situs porno dan
berbagai hal yang terkait dengan kekerasan. Kehidupan anak dengan dunia modern
seperti teknologi internet yang tidak didasari dengan nilai keagamaan juga
menjadi penyebab remaja yang berperilaku menyimpang.
Dampak negatif yang timbul dari dalam diri remaja seperti
dengan tidak terkendalinya pikiran dapat menyebabkan remaja mudah terbawa dengan
hal-hal yang bersifat negatif. Mengapa demikian, seperti yang kita dijelaskan,
pikiran adalah pelopor. Jika pikiran banyak menerima stimulus- stimulus yang
negatif dari luar dirinya maka respon yang akan dikeluarkan juga akan bersifat
negatif. Hal ini menciptakan remaja yang tidak sehat secara mental. Mental
ataupun pikiran yang tidak sehat akan merambat ke perbuatan dan ucapan yang
tidak baik pula. Menurut Mahadukkhakkhanda Sutta akibat dari pikiran, ucapan,
dan perbuatan duniawi setelah meninggal akan terlahir di alam kesengsaraan.
Dampak negatif yang berasal dari luar diri seperti
masalah keluarga yang akan mempengaruhi pada pembentukkan kepribadian anak.
Seorang anak akan menjadi rendah terhadap disiplin diri, suka murung, mudah
marah dan tersinggung, kurang peka pada tuntutan sosial, serta kurang mampu
mengontrol dirinya. Lingkungan masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk juga
berdampak negatif. Jika dalam suatu masyarakat memiliki kebiasaan buruk, maka
tumbuh kembang anak di lingkungan tersebut akan menjadi kurang baik. Sebagai
contoh, dalam masyarakat setempat hal-hal seperti memakai narkoba, berjudi,
mabuk-mabukan dan berbagai perilaku menyimpang lainnya dianggap sebagai sesuatu
yang tidak tabu, maka ini akan membentuk anak dengan kebiasaan yang buruk pula.
Dalam Sigalovada Sutta Sang Buddha menjelaskan bahaya
orang yang memiliki kebiasaan berjudi ataupun bermabuk-mabukan ialah seperti
kerugian harta, bertambah pertengkaran, tubuh mudah terserang penyakit,
kehilangan sifat yang baik, terlihat tidak sopan, dan kecerdasan menurun.
Demikian yang akan terjadi pada seorang anak jika ia bergaul dengan teman yang
salah ataupun tumbuh di lingkungan yang buruk.
Melakukan hubungan seksual secara bebas yang
mengakibatkan kehamilan remaja / kehamilan sebelum nikah yang berisiko:
- Pengguran kandungan (aborsi)
- Rasa malu atau putus asa
- Pernikahan secara paksa
- Beresiko tertular penyakit seksual.
Penggunaan
narkoba dan obat-obatan terlarang yang dapat merusak generasi muda.
Pergaulan bebas sangat identik dengan yang namanya ‘dugem’ (dunia gemerlap). Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba, yang pada akhirnya berdampak utama pada seks bebas yang berujung kepada HIV/AIDS. Akhirnya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi antara lain di bidang sosial, agama, dan kesehatan.