Alam kehidupan merupakan tempat berdiamnya makhluk-makhluk yang memiliki kesadaran dan setiap makhluk di alam kehidupan ini berbeda-beda tingkat kesadarannya. Ada makhluk yang kesadarannya masih diliputi nafsu, kebencian, kemarahan dan sebaliknya ada makhluk yang kesadarannya penuh dengan kebahagiaan, dan ketenangan. Dalam agama Buddha ada 31 alam kehidupan yang dikelompokkan menjadi 3 meliputi kama bhumi, rupa bhumi dan arupa bhumi.
Kama bhumi 11
Alam kehidupan dimana makhluk-makhluknya masih diliputi nafsu indera. Kelompok alam ini terdiri dari 11 alam (4 alam menderita dan 7 alam menyenangkan). Empat alam menderita (Apaya bhumi). Apaya bhumi berasal dari tiga kosakata yakni ‘apa’ yang berarti ‘tidak ada’, ‘aya’ yang berarti ‘kebajikan’, dan ‘bhumi’ yang berarti ‘alam tempat tinggal makhluk hidup’. Apaya bhumi adalah suatu alam kehidupan yang memiliki ada kesempatan untuk berbuat kebajikan.
Empat Alam Menderita
Alam neraka
(niraya bhumi). Alam neraka berasal dari dua kata, yaitu ‘ni’ yang berarti
‘tidak ada’ dan ‘aya’ yang berarti ‘kebajikan, kebahagiaan’. Niraya atau neraka
adalah suatu alam kehidupan yang penuh penderitaan atau kesedihan dan tidak
memiliki kesempatan untuk berbuat kebajikan. Makhluk-makhluk di alam neraka
karena adanya kekuatan karma buruk masa lalu.
Alam binatang (tiracchana bhumi). Alam binatang terbentuk atas dua kata, yaitu ‘tiro’ yang berarti ‘melintang, membujur’, dan ‘acchana’ yang berarti ‘pergi, berjalan’. Binatang adalah suatu makhluk yang umumnya berjalan dengan melintang bukan berdiri tegak seperti manusia. Makhluk yang lahir sebagai binatang karena adanya kekuatan karma buruk masa lampau. Binatang memilki banyak jenis namun secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
- Binatang yang tidak berkaki (apada), seperti ular, ikan, cacing, dan lain-lain
- Binatang yang berkaki dua (dvipada), seperti ayam, bebek, burung, dan lain-lain
- Binatang yang berkaki empat (catuppada), seperti gajah, kuda, kerbau, dan lain-lain
- Binatang yang berkaki banyak (bahuppada), seperti kelabang, udang, kepiting, dan lain-lain
Alam setan (peta
bhumi). Alam setan terbentuk atas dua kata, yaitu ‘pa’ yang berarti ‘ke depan,
menyeluruh’, dan ‘ita’ yang berarti ‘telah pergi, telah meninggal’. Suatu alam
disebut peta karena makhluk yang tinggal di alam ini jauh dari kesenangan dan
kebahagiaan. Ada empat macam setan:
- Setan yang hidup tergantung dari dana atau pemberian makhluk lain (paradattupajivika peta)
- Setan yang selalu kelaparan dan kehausan (khuppipasika peta)
- Setan yang selalu kepanasan (nijjhamatanhika peta)
- Setan yang berwujud menyeramkan (kalakancika peta)
Alam raksasa
(asurakaya bhumi). Asura berasal atas tiga kata, yaitu ‘a’ yang berarti ‘tidak’
dan ‘sura’ yang berarti ‘cemerlang, gemilang’. Arti secara harafiah tidak
cemerlang. Makna tidak cemerlang adalah suatu kehidupan yang makhluk-makhluknya
merana dan serba kekurangan sehingga membuat batin tidak ceria. Makhluk yang
tinggal di alam ini jauh dari
kemuliaan, kebebasan, dan kesenangan. Seseorang yang terlahir di alam menderita
karena masa lampau melakukan banyak perbuatan yang didasarkan pada kebodohan
(moha), kebencian (dosa), dan keserakahan (lobha).
Tujuh Alam yang
menyenangkan
Alam Manusia (Manussa
bhûmi). Kata Manusia berasal dari dua kata yaitu ‘mano’ yang berarti ‘pikiran,
batin’ dan ‘ussa’ yang berarti ‘tinggi, luhur, berkembang’. Manussa atau
manusia adalah suatu makhluk yang berkembang serta luhur batinnya, yang tahu
serta memahami hal yang bermanfaat dan tak bermanfaat, kebajikan serta
kejahatan. Hubungan kelahiran di alam manusia dengan kekuatan perbuatan masa
lampau. Penyebab dan alasan kelahiran manusia berbeda kondisi menurut
Culakammavibhanga Sutta .
Renungan: Sungguh sukar untuk dapat terlahir sebagai manusia, sukar pula
hidup dalam ketidakkekalan. (Dhammapada 182). Bila tiba saat akhir hidupmu dan
kini engkau berjalan menuju kematian. Tiada lagi tempat untuk bersinggah,
padahal sedikitpun bekal tak ada padamu. (Dhammapada 237)
Alam empat dewa
raja (Catummaharajika) adalah alam para dewa yang menyenangkan daripada alam
manusia. Di alam ini berdiam empat dewa raja yang melindungi empat penjuru
cakrawala beserta pengikutnya. Keempat dewa raja adalah:
- Raja Dhataratta penguasa penjuru Timur
- Raja Virulha penguasa penjuru Selatan
- Raja Virupakkha penguasa penjuru Barat
- Raja Kuvera penguasa penjuru Utara
Para dewa di alam
ini ada yang berdiam di gunung, pohon, lautan, dan angkasa.
Alam tiga puluh
tiga dewa (Tavatimsa). Alam Tavatimsa dikenal dengan alam tiga puluh tiga dewa
karena dahulu ada sekelompok pria yang berjumlah 33 orang yang selalu bekerja
sama dalam berbuat kebaikan dan setelah meninggal dunia semuanya terlahir dalam
satu alam dewa.
Alam Dewa Yama
(Yama). Para dewa di alam ini dibebaskan dari kesukaran diberkahi dengan
kebahagiaan surgawi.
Alam Kenikmatan (Tusita) Para dewa di alam ini
terbebas dari kebencian serta hanya memiliki
kesenangan dan kenikmatan. Alam Tusita tempat berdiam Bodhisatva sebelum
turun ke dunia terlahir sebagai manusia dan menjadi Sammasambuddha
Alam dewa yang
menikmati ciptaannya (Nimmanarati). Para dewa di alam ini menikmati kepuasan
inderawi sesuai dengan ciptaannya sendiri.
Alam dewa yang
membantu menyempurnakan ciptaan
dewa lain (Para nimmitavasavatti). Para dewa di alam
ini di samping menikmati kesenangan inderawi juga mampu menyempurnakan ciptaan
dewa lain.
Dalam Vatapada
Sutta, Sakka Samyutta, Sang Buddha menjelaskan kepada para bhikkhu beberapa
nama Sakka pada kehidupan lampaunya saat menjadi manusia. Sakka raja dewa,
kelahiran yang lampau sebagai seorang pemuda bernama Magha. Pemuda Magha dan
tiga puluh dua temannya pergi untuk membangun jalan dan tempat tinggal.
Kekuatan dari perbuatan baik masa lampau pemuda Sakka terlahir sebagai Saka
Raja Dewa. Pemuda Magha juga bertekad untuk melakukan tujuh kewajiban yaitu:
- Dia akan merawat kedua orang tuanya;
- Dia akan menghormati orang yang lebih tua;
- Dia akan berkata sopan;
- Dia akan menghindari membicarakan orang lain/memfitnah;
- Dia tidak akan menjadi orang yang kikir, dia akan menjadi orang yang murah hati (gemar berdana);
- Dia akan berkata jujur; dan
- Dia akan menjaga dirinya untuk tidak mudah marah.
Rupa bhumi 16
Alam kehidupan yang makhluk-makhluk yang mendiaminya telah mencapai Rupa
Jhana. Jhana diperoleh dari pengembangan samatha bhavana. Makhluk-makhluk yang
lahir di alam Rupa bhumi disebut Rupa brahma (Brahma yang mempunyai rupa
jhana). Alam Rupa bhumi terdiri dari 16 alam.
Alam kehidupan
jhana pertama (pathamajhana bhumi) terdiri dari alam pengikut brahma, alam
menteri brahma, dan alam brahma agung. Pathamajhanabhumi (alam bagi peraih
jhana pertama) terdiri dari:
Alam kehidupan
bagi pengikut Brahma (Brahma Parisajja Bhumi)
Alam kehidupan
bagi para menteri Brahma (Brahma Purohita Bhumi)
Alam kehidupan bagi brahma yang memiliki kebajikan khusus yang besar (Maha Brahma Bhumi). Alam jhana pertama dicapai seseorang yang dimasa lalunya mengembangkan samatha bhavana dan mencapai pathama jhana (jhana tingkat pertama).
Alam kehidupan
jhana kedua (dutiya jhana bhumi) terdiri dari alam brahma yang kecil cahayanya,
alam brahma yang tidak terbatas cahayanya dan alam brahma yang gemerlapan
cahayanya. Dutiyajhana bhumi (alam kehidupan bagi peraih jhana kedua) terdiri
dari:
- Alam kehidupan bagi brahma yang kurang cahayanya (Brahma parittabha bhumi)
- Alam kehidupan bagi brahma yang tidak terbatas cahayanya (Brahma appamanabha bhumi)
- Alam kehidupan bagi brahma yang bercahaya menyebar luas dari tubuhnya (Brahma abhassara bhumi)
Alam kehidupan
jhana ketiga (tatiya jhana bhumi) terdiri dari alam brahma yang sedikit
auranya, alam brahma yang tidak terbatas auranya, dan alam brahma yang auranya
tetap. Tatiyajhana bhumi (alam kehidupan bagi peraih jhâna ketiga) meliputi:
- Alam kehidupan bagi brahma yang bercahaya indah tapi auranya lebih kecil (Brahma parittasubha bhumi)
- Alam kehidupan bagi brahma yang bercahaya indah tidak terbatas (Brahma pamanasubha bhumi)
- Alam kehidupan bagi brahma yang bercahaya indah di sekujur tubuhnya (Brahma subhakinha bhumi)
Alam kehidupan
jhana keempat (catuttha jhana bhumi) terdiri atas:
- Alam para brahma yang besar pahalanya (Brahma vehapphala bhumi)
- Alam para Brahma yang kosong dari kesadaran (Brahma asannasatta bhumi)
- Alam kediaman yang suci (Suddhavasa) terdiri atas: (1) Alam para Brahma yang tidak bergerak atau alam bagi Anagami yang kuat dalam keyakinan (Brahma aviha bhumi). (2) Alam para Brahma yang suci atau alam bagi Anagami yang kuat dalam usaha (Brahma atappa bhumi). (3) Alam para Brahma yang indah atau alam bagi Anagami yang kuat dalam kesadaran (Brahma sudassa bhumi).
- Alam para Brahma yang berpandangan terang atau alam bagi anagami yang kuat dalam konsentrasi (Brahma sudassi bhumi)
- Alam para Brahma yang luhur atau alam bagi Anagami yang kuat dalam kebijaksanaan (Brahma akanittha bhumi)
Dalam 31 alam
kehidupan, sesuai dengan jalannya hukum karma, kita pernah dilahirkan pada 26
alam kehidupan (tidak termasuk alam suddhavasa ) karena alam suddhavasa adalah
alam khusus untuk Anagami.
Arupa bhumi 4
Tempat kelahiran makhluk-makhluk yang telah mencapai
Arupa jhana. Alam Arupa adalah alam para makhluk tanpa jasmani. Disebutkan
demikian karena jasmani para makhluk di alam arupa sangat halus.
Makhluk-makhluk yang terlahir yang terlahir di alam ini disebut Arupabrahma. Arupabrahma
berarti brahma tidak memiliki rmateri yaitu brahma yang hanya memiliki
namakhandha yaitu vedanakkhandha, sannakkhandha, sankharakkhandha, dan
vinnanakkhandha.
Arupa Bhumi terdiri dari empat alam yaitu:
- Keadaan dari konsepsi kesadaran ruangan yang tanpa batas (Akasanancayatana bhumi)
- Keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas (Vinnanancayatana bhumi)
- Keadaan dari konsepsi kekosongan (Akincannayatana bhumi)
- Keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan (Nevasannanasannayatana bhumi)