Memaafkan adalah sebuah langkah untuk menunjukkan bentuk pengampunan pada mereka yang telah melakukan kesalahan dan juga salah satu cara dalam melepaskan dendam. Pada umumnya
memang semua orang pasti pernah melakukan kesalahan,
entah itu disengaja ataupun tidak disengaja. Tetapi ketika seseorang
dapat menyadari kesalahannya sebagai kesalahan adalah awal untuk menjadi baik dan bijak. Tidak semua orang dapat dengan cepat
menyadari kesalahan mereka apalagi meminta maaf. Seseorang tahu bahwa itu adalah kesalahan,
kalau dalam waktu singkat ia belum bisa memperbaikinya, suatu saat nanti ia
bisa memperbaikinya dan berhati-hati
agar tidak melakukannya kembali. Namun, berbahaya bagi mereka yang menganggap kesalahan sebagai kebenaran atau hal yang biasa, karena ia akan terbiasa dengan
kesalahan itu sehingga berpeluang untuk mengulangi dan
melakukan kesalahan kembali.
Oleh karena itu, pandangan benar dan pikiran benar sangat diperlukan sebagai dasar untuk menjadi orang baik dan bijak. Sehingga mampu mebedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta dapat menetapkan
langkah apa yang harus dilakukan.
Sebagaimana dalam ajaran agama Buddha
tentang jalan mulia berunsur delapan, pandangan benar dan pikiran benar adalah
kebijaksanaan atau panna, yang merupakan dua diantara delapan jalan tengah
menuju kesepurnaan atau jalan menuju pembebasan atau Nibbana. Dengan demikian
apabila dapat mengembangkannya dan memperaktekkannya dalam kehidupan ini maka
akan memperoleh manfaat bagi pelakunya. Lahirnya saling memaafkan pada umumnya
karena adanya kebijaksanaan yang tumbuh dalam dirinya.
Memang saling memaafkan merupakan pilihan atau
kembali kepada masing-masing pelakunya. Hal ini juga mungkin cenderung
sulit dilakukan oleh beberapa orang, terlebih jika orang yang melakukan
kesalahan dirasa belum pantas menerima pengampunan.
Namun, tidak dapat dipungkiri
juga, bahwa ketika seseorang saling memaafkan satu sama lain, akan ada banyak
manfaat yang didapatkan dari berbagai aspek. Sebaliknya, menyimpan dendam akan berdampak buruk terhadap diri sendiri. Berikut beberapa manfaat dari saling
memaafkan, yaitu:
Pertama, hidup tenang dan bahagia. Ketika kita bisa dengan tulus memaafkan orang lain, tanpa sadar kita telah
mengurangi satu beban mental dalam
diri kita. Beban seperti
tidak bisa menerima seseorang, tidak bisa menerima keadaan, dan sederetnya. Ketika kita bisa memaafkan dengan tulus maka beban itu seolah memudar bersama kata maaf tersebut.
Dengan begitu, kita akan merasa tenang dan lebih bahagia.
Kedua, menjadi manusia yang lebih
bijaksana. Sikap yang
bijaksana akan sangat bermanfaat dalam hidup ini ke depannya, karena akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, memilih kehidupan, dan banyak hal
lainnya. Dengan memahami kesalahan orang lain lalu memilih untuk memaafkannya,
kita juga menjadi belajar lebih bijaksana.
Ketiga, dapat menghentikan permusuhan. Memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan sama
artinya dengan kita menghentikan permusuhan. Permusuhan akan melahirkan konflik, orang terdekat di antara kita
juga akan terdampak. Ada yang
membelamu sebagai kebenaran, ada
juga yang menyetujui kesalahan atas dasar kedekatan sebagai teman atau keluarga sehingga mencari cara agar mendapatkan pembenaran atau jalan
penyelesaian walaupun itu adalah tindak kejahatan. Oleh karena itu, dengan kita memaafkan, kita akan
membuka pintu damai bagi lebih banyak orang.
Keempat, meningkatkan kesehatan mental. Memaafkan akan mengurangi risiko
stres dan perasaan tertekan, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesehatan mental.
Kelima, membantu menjaga kesehatan
jantung. Seseorang yang
menyimpan dendam karena enggan memaafkan cenderung mudah emosi. Keadaan ini
juga bisa menyebabkan otot-otot tubuh menjadi tegang hingga detak jantung tidak
beraturan. Rasa dendam dan amarah
juga berdampak pada tekanan
darah tinggi yang tidak baik untuk jantung. Sebaliknya, memaafkan bisa membuat
tubuh rileks sehingga bisa membantu menjaga kesehatan jantung dengan baik.
Keenam, meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Amarah dan dendam juga
dikaitkan dengan perubahan respon imun dalam tubuh. Beberapa penelitian
menyebutkan, proses saling memaafkan juga pada akhirnya bisa membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Ketujuh, meningkatkan kualitas tidur. Memaafkan dapat mengurangi efek
negatif dari amarah dan emosi yang berlebihan karena suatu hal. Proses
memaafkan dapat menjadi sarana relaksasi yang mengurangi tingkat stres,
sehingga pada akhirnya ini juga berpengaruh pada pemenuhan kualitas tidur yang
lebih baik. Tingkat stres yang tinggi akan berpengaruh terhadap masalah tidur seperti insomnia atau pun
hipersomnia.
Dengan sederatan manfaat saling memaafkan di atas maka sebaiknya dikembangkan
oleh semua orang. Dalam agama Buddha, mengakui kesalahan dan meminta
maaf atau saling memaafkan sangatlah
dianjurkan. Sebagaimana dalam
Angutara Nikaya I.103 Buddha mengatakan orang bijak memiliki tiga kualitas baik, yaitu: pertama, melihat kesalahan sebagai
kesalahan; kedua, setelah menyadarinya
ia akan memperbaikinya; ketiga, Ketika orang lain mengakui
kesalahannya dan meminta maaf maka ia memberikan maaf sebagaimana mestinya. Dengan demikian maka kebahagian akan diperolehnya.
Kesimpulannya adalah memberikan maaf kepada orang yang
berbuat salah kepada kita adalah cara bijak untuk menghentikan dendam yang
berkepanjangan. Kita tak perlu menyimpan dendam dan amarah kepada orang yang
telah merugikan atau melakukan kesalahan.
Dendam dan amarah tidak menghasilkan hal yang baik. Oleh karena itu, hentikan dendam kembangkan jiwa
besar yaitu saling memaafkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan demikian maka akan mendapatkan banyak manfaat sebagaimana uraian di atas.
Semoga bermanfaat, terima kasih.