Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Perumpamaan Kisah Rumah Terbakar

Di masa lalu, di suatu kerajaan, yang berada dalam dusun di suatu kota, terdapat sebuah keluarga, dengan seorang kepala keluarga yang sangat tersohor. Kepala keluarga tersebut sudah tua renta, tetapi sangat kaya raya. Ia memiliki banyak ladang, rumah, pembantu, maupun pekerja. Rumahnya luas dan besar, tetapi pintunya hanya satu. Rumah itu ditempati banyak orang. Serambi dan ruangannya telah usang dan rusak, dindingnya melengkung, tiang dasar serta penyangga atapnya rapuh dan sangat membahayakan.

Tiba-tiba rumah itu terbakar. Secara bersamaan api berkobar dari tiap sisinya. Melihat api yang berkobar, kepala keluarga itu terkejut, karena semua anak-anaknya sedang asyik bermain dengan mainannya. Mereka bermain tanpa menghiraukan sekelilingnya, sehingga tidak tahu terhadap bahaya yang sedang mengancamnya.

Seandainya orang tua itu hanya berpikir untuk dirinya, maka dia cukup mudah untuk menyelamatkan dirinya. Selanjutnya, orang tua tadi merenung, untuk dapat membawa anak-anaknya keluar dari rumah yang terbakar. Rumah itu hanya memiliki satu pintu, sempit dan kecil, yang tidak mungkin dapat dilewati secara bersamaan. Setelah merenung, ia berseru, “Keluarlah cepat, kamu semua!” Dengan suara lembut, orang tua itu membujuk dan menegur anak-anaknya, namun mereka tetap asyik bermain dan tetap tidak menghiraukannya. Anak-anaknya tidak takut dan tidak berniat lari. Mereka tidak mengerti bahaya api, tidak mengerti apa artinya rumah terbakar. Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud dengan cidera. Mereka tetap berlari ke sana ke mari, bermain-main dan kadang-kadang memandang ayah mereka.

Karena anak-anaknya tidak menghiraukan seruan ayahnya, maka sang ayah menggunakan cara yang lain agar mereka segera keluar dari rumah. Anak-anak tidak berkeinginan segera keluar rumah, karena mereka sangat terikat dengan kesenangan, yaitu mainan. Dengan mengetahui kesukaan anaknya terhadap bermacam-macam permainan, sang ayah lalu berkata, “Barang-barang yang kamu gemari untuk mainan, begitu mahal dan bagus, sekarang ada padaku. Bila kamu tidak segera mendapatkannya, kamu akan menyesal kemudian. Lihatlah bermacam-macam kereta domba, kereta rusa dan kereta lembu, tersedia di luar rumah untuk kamu pakai bermain. Kamu semua harus segera keluar dari rumah terbakar ini, akan kuberikan mana yang kamu sukai.”

Demikianlah, setelah anak-anak itu mendengar adanya permainan menarik seperti yang disebutkan ayah mereka, semuanya menjadi bersemangat. Anak-anak itu keluar rumah sambil mendorong dan saling mendahului, dan dengan susah payah akhirnya mereka berhasil keluar dari rumah terbakar itu. Sang ayah yang melihat anaknya selamat semua, duduk di pinggir lapangan. Sang ayah tidak lagi merasa bingung, hatinya tenteram dan gembira sekali.

Anak-anak datang kepadanya, “Ayah, manakah barang mainan yang indah itu, seperti Ayah janjikan tadi: kereta domba, kereta rusa, dan kereta lembu?” Sang ayah kemudian memberikan kepada tiap anak sebuah kereta besar, indah dan menarik. Setiap kereta dihiasi dengan barang berharga, yang diberi tempat duduk dan sandaran, dan digantungi genta pada keempat sisinya. Selain itu, semua kereta diliputi dengan tabir serta dihiasi barang mahal dan bagus. Tali kekang untuk kudanya disambung dengan tali temali penuh batu permata, dan digantungi bunga rampai di atas tikar indah serta dibubuhi bantalan merah.

Kereta-kereta itu ditarik oleh lembu yang putih bersih, tampan dan kuat. Kereta-kereta tersebut berjalan dengan langkah secepat angin, dengan pembantu dan pengiring untuk menjaganya. Mengapa sang ayah berbuat demikian? Karena ia sangat kaya dan harta benda serta lumbungnya melimpah. Ia berpikir, “Kekayaanku tak terbatas, tidak pantas kuberi anak-anakku kendaraan kecil yang kurang berharga. Anak-anakku, aku sayangi tanpa perbedaan. Aku memiliki kereta besar, tak terbatas jumlahnya, mampu kuberikan kepada semua orang, dan sisanya tak akan berkurang apalagi bila hanya kuberikan kepada anakku saja.” Sementara itu, setiap anak telah mengendarai kereta besar, mendapatkan sesuatu yang belum pernah mereka miliki dan belum pernah diharapkan sebelumnya.

Demikianlah dengan Tathagata, karena Ia adalah pelindung bagi semua dunia. Ia adalah pelindung bagi setiap umat yang telah bebas dari rasa takut, putus asa, cemas, kurang pengertian dan kegelapan. Selain itu, Ia juga pelindung bagi setiap umat yang telah sempurna dalam pengetahuan, kekuatan batin dan tanpa rasa takut. Ia adalah pelindung bagi setiap umat yang memiliki kemampuan batin dan kebijaksanaan, serta orang-orang yang telah mencapai kesempurnaan. Dan sebagai tambahan pula, Ia adalah pelindung bagi umat yang bermurah hati dan berwelas asih, tak kenal jemu, serta selalu mencari apa yang baik dan menguntungkan bagi segenap makhluk.

Sumber: Prajna Pundarika. No. 400. dan 401 Th. XXXIII Mei-Juni . 2008