Menurut KBBI, waktu adalah
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung.
Dalam
kebermanfaatannya menurut Choan Seng Song waktu adalah sebuah
tempat atau sarana berkembang yang digunakan untuk setiap orang. Disinilah
waktu mereka untuk membuat sebuah peluang dan kesempatan yang mana peluang
tersebut akan membuat sebuah kesempatan untuk setiap orang yang ingin maju. Dalam penggunaannya John F Kennedy mengatakan
siapa yang dapat menggunakan waktu semaksimal mungkin, dialah orang yang paling
beruntung dan bahagia dalam hidupnya (https://pinuty.com).
Manfatkan waktu dengan sebaik mungkin jangan sampai waktu berjalan begitu saja. Boleh dibayangkan bahwa waktu betapa sangat berharga bagi penumpang kereta api atau pesawat, terlambat sedikit akan ditinggal. Begitu juga bagi seorang dokter, ketika menangani pasien yang lagi kritis, waktu sangat berharga. Terlambat sedikit, nyawa orang bisa melayang. Dari sini memberikan pencerahan bagi kita bahwa waktu sangat berharga apabila kita menyadarinya.
Sebagaimana
orang bija mengatakan:
Jika ingin tahu pentingnya
waktu setahun, tanyakan pada anak yang
ketinggalan tidak naik kelas.
Jika ingin tahu pentingnya
waktu sebulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan prematur.
Jika ingin tahu pentingnya
waktu seminggu, tanyakan pada editor tabloid mingguan.
Jika ingin tahu pentingnya
waktu sejam, tanyakan pada kekasih yang sedang menunggu.
Jika ingin tahu pentingnya
waktu semenit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Jika ingin tahu pentingnya
waktu sedetik, tanyakan pada orang yang baru terhindar dari kecelakaan.
Demikianlah
betapa berharganya waktu. Dalam agama Buddha tergambar dengan baik dan jelas dalam kegiatan sehari-hari Sang Buddha. Sang Buddha sangat menghargai waktu dan memanfaatkannya dengan baik :
Pagi hari (pukul 04.00-pukul
12.00). Sang Buddha bangun pukul 04.00 pagi, setelah mandi lantas duduk
bermeditasi selama satu jam. Dari pukul 05.00 pagi, selama satu jam, Sang
Buddha melihat dengan mata dewa ke seluruh dunia, barangkali ada orang yang
memerlukan pertolongan Beliau. Pukul 06.00 pagi memakai jubah-Nya dan pergi ke
desa atau kota untuk mengumpulkan makanan atau pergi mengunjungi orang yang
memerlukan pertolongan Beliau. Tiba di desa atau kota, Sang Buddha berjalan
dari rumah ke rumah dengan mata ditujukan ke tanah dan menerima makanan apa
saja yang dimasukkan ke dalam mangkuk-Nya dengan tidak mengucapkan sesuatu kata
pun. Kalau pergi bersama-sama dengan murid-Nya, mereka merupakan barisan yang
panjang karena berjalan satu per satu. Pada waktu Sang Buddha menerima juga
undangan makan di rumah seorang umat. Sehabis bersantap, Beliau selalu
memberikan khotbah Dhamma. Kalau ada orang yang minta diterima sebagai
murid/pengikut, maka Beliau mentahbiskannya di tempat tersebut.
Siang hari (pukul 12.00-pukul
18.00). Waktu ini biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan dari para
bhikkhu. Sang Buddha menjawab semua pertanyaan dengan disertai nasehat dan
petunjuk mengenai meditasi. Kalau mereka pulang, maka Sang Buddha beristirahat
di kamar-Nya dan dengan mata dewa melihat ke seluruh dunia, barangkali ada
orang yang memerlukan pertolongan-Nya. Kalau Beliau melihat ada yang memerlukan
pertolongan, maka Beliau segera mengunjunginya. Kalau hari itu tidak ada orang
yang memerlukan pertolongan Beliau, maka Beliau keluar dari kamar untuk bertemu
dengan ratusan orang yang berkumpul di ruang khotbah (Dhammasala). Di Dhammasala,
Sang Buddha memberikan khotbah dengan cara yang khas, sehingga tiap orang
merasa bahwa khotbah itu ditujukan kepada dirinya. Dengan demikian Sang Buddha
memberikan kegembiraan kepada orang yang bijaksana, mempertinggi pengetahuan
orang biasa dan memberi penerangan. kepada orang yang sedang dihinggapi
kegelapan batin.
Waktu jaga pertama (pukul
18.00-pukul 22.00). Waktu ini para bhikkhu kembali datang untuk mendengar
khotbah Dhamma atau untuk bertanya tentang hal-hal yang masih mereka ragukan.
Selain para bhikkhu juga umat biasa banyak yang datang menemui Sang Buddha.
Waktu jaga kedua (pukul
22.00-pukul 02.00). Para dewa datang untuk mendengarkan Dhamma yang khusus
ditujukan kepada mereka. Mereka tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
Waktu jaga ketiga (pukul
02.00-pukul 04.00). Dari pukul 02.00 sampai pukul 03.00, Sang Buddha berjalan
mondar-mandir di luar kamar (melakukan meditasi berjalan) sambil menghirup
udara pagi. Pukul 03.00 pagi, Sang Buddha tidur selama satu jam dan bangun pada
pukul 04.00 pagi.
Dari
gambaran ini jelas bahwa waktu dihargai dan dimanfaatkan dengan baik dan
maksimal. Bagi umat Buddha tentu ini bisa menjadi pedoman dalam menjadwalkan
kegiatan sehari-hari agar waktu tidak dilewatkan begitu saja, tetepi
termanfaatkan dengan baik.
Kesimpulannya hargai waktu dan manfaatkan dengan sebaik mungkin. Karena waktu tidak akan pernah berputar untuk kedua kalinya, dengan kejadian yang serupa dimenit yang sama. Sehingga, tidak jarang membuat sebagian orang atau bahkan kita, merasa menyesal dengan sesuatu yang telah berlalu dan melewatkannya begitu saja. Padahal, ada banyak sekali manfaat yang akan kita rasakan ketika dapat menghargai waktu. Diantaranya manfaat yang dapat kita peroleh dari menghargai dan memanfaatkan waktu yaitu (1) Pekerjaan tidak menumpuk; (2) Melatih rasa kepedulian; (3) Menghargai orang-orang disekitar; (4) dapat menaikkan kelas sosial, dan banyak lagi manfaat lainnya.
Semoga Bermanfaat