Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Keberuntungan Menurut Pandangan Agama Buddha

Apakah agama Buddha menerima atau menolak adanya hubungan antara keberuntungan dengan ramalan nasib termasuk Shio. Sang Buddha tidak membuat pernyataan secara langsung terkait hal ini, Sang Buddha menyatakan bahwa diskusi mengenai hal-hal seperti ini tidak membawa kemajuan spiritual. Buddhisme, tidak mengutuk, menentang, adanya penggunaan pengetahuan yang mereka bisa dapatkan untuk membuat hidup mereka lebih beruntung. Namun, jika kita mempelajari ajaran Buddha dengan hati-hati, kita akan datang untuk menerima bahwa pemahaman yang tepat dan cerdas dapat menjadi alat yang berguna.

Ramalan garis tangan dan lainnya termasuk astrologi tidak dapat secara otomatis menyelesaikan semua masalah. Kita harus menyelesaikannya sendiri. Semua itu hanya menunjukkan beberapa aspek dari hidup dan karakter kita, lalu selanjutnya tugas kita untuk menyesuaikan cara hidup kita sesuai petunjuk yang ada. Walaupun pada kenyataannya tidak selalu benar apa yang diperkirakan. Namun pada kenyataannya memang banyak yang percaya dan yakin secara penuh terhadap hal ini. Keyakinan dan kepercayaan ini tidak boleh disalahkan karena itu adalah hak mereka.

Dalam agama Buddha, sumber dari keberuntungan dan atau sebaliknya adalah sama, yakni berhubungan dengan karma. Sesuatu itu kita katakan tidak beruntung apabila harapan tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan walau kita sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, namun ternyata kita tidak mendapatkannya, maka itu akan kita sebut sebagai kemalangan. Sebaliknya, jika kita mendapatkan apa yang kita harapkan baik itu dengan mengerahkan usaha ataupun tidak, kita akan menyebutnya sebagai keberuntungan.

Dalam pandangan agama Buddha, ketidakberuntungan dan keberuntungan merupakan buah dan akibat perbuatan diri sendiri. Perbuatan kita dimasa lalu menentukan kehidupan kita di masa sekarang dan perbuatan di masa sekarang menentukan kehidupan kita di masa mendatang. Seperti yang tertulis dalam Samyutta Nikâya, 1.293 dengan pernyatan yang memperlihatkan keyakinan umat Buddha terhadap hukum kamma yaitu sesuai dengan benih yang telah ditabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Ia yang berbuat baik akan menerima kebaikan, dan ia yang berbuat jahat akan menerima kejahatan.

Menurut ajaran Buddha jalan kehidupan bukanlah sebuah harga mati yang tidak dapat berubah, tetapi akan berubah secara alami jika buah karmanya telah siap dan matang, karena pada dasarnya setiap makhluk mewarisi perbuatannya sendiri.

Kesimpulannya keberuntungan menurut pandangan agama Buddha adalah terjadi karena hasil perbuatan sendiri bukan dari faktor lain. Oleh karena itu, mau hidupnya beruntung berbuatlah untuk terus jangan melakukan kejahatan tetapi teruslah menebarkan kebajikan. Maka keberuntungan akan selalu bersama kita.

Semoga bermanfaat