Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Pekerjaan Menurut Agama Buddha

Bekerja merupakan keharusan bagi setiap orang yang bukan hanya terkait dengan pendapatan tetapi lebih dari itu adalah sebuah kebutuhan dasar bagi manusia. Dengan bekerja seseorang dapat hidup secara terhormat dan bermartabat. Terlebih bagi seorang kepala keluarga bekerja merupakan semacam kewajiban hidup yang harus dijalani. Dengan bekerja manusia merasa bermanfaat, berguna bagi diri sendiri dan keluarga.

Dalam konteks kehidupan sosial, manusia yang bekerja akan dipandang terhormat karna memiliki nilai lebih. Sebaliknya, seseorang yang tidak bekerja /menganggur merupakan beban mental untuk menghadapi berbagai ucapan, anggapan, tanggapan negatif sering ditimpakan. Walaupun sebenarnya menganggur bukan kejahatan tetapi menjadi beban dalam menempuh kehidupan yang memiliki berbagai kebutuhan mendasar sehingga seringkali menjadi pemicu tindak kejahatan karena faktor ekonomi.

Dalam ajaran Buddha bekerja bukan hanya bekerja saja tetapi harus memperhatikan nilai-nilai yang mendasarinya agar tidak bertentangan dengan prinsip kebenaran. Bekerja tidak hanya menjadi aktivitas ekonomi tetapi sekaligus sebagai bagian integral dari aktivitas spiritual. Dalam ajaran Buddha khususnya empat kebenaran mulia mata pencaharian benar merupakan salah satu solusi pembebasan dari derita kehidupan.  Sistematika empat kebenaran mulia menempatkan pencaharian benar sebagai jalan yang harus dikembangkan.

Dalam konteks ini terlihat jelas bahwa Buddha sangat realistis memandang kehidupan, tidak memandang rendah aktivitas mata pencaharian sebagai aktivitas duniawi melainkan melihatnya sebagai bagian integral dari kehidupan religius. Penghidupan benar merupakan bagian besar dari moralitas atau sila. Dengan menjalankan kehidupan benar maka prinsip bekerja akan lebih dijiwai oleh semangat kebenaran bukan semangat keserakahan. Memahami hal ini secara mendalam maka seorang perumah tangga yang bekerja keras dengan penuh semangat dan kesadaran telah menempuh sebuah jalan spiritual jalan pembebasan. Tanpa memahami prinsip mendasar ini maka bekerja akan mudah sekali dikotori oleh tiga kekotoran batin sepertinya kebencian akan persaingan, keserakahan akan penumpukan harta serta kebodohan berupa kecerobohan, ketidakcermatan dalam bekerja.

Idealismenya bekerja dalam agama Buddha adalah bekerja tanpa cela, dalam Maha Manggala Sutta  mengartikan bermatapencaharian yang tidak membawa konflik atau pertentangan, dapat dijalani dengan damai tenang tanpa menyebabkan kebingungan mental. Tidak menimbulkan konflik dalam hal ini adalah sebuah pekerjaan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain atau makhluk lain sehingga dikategorikan sebagai sebuah berkah yang juga dapat diartikan sebagai sebuah pekerjaan yang bersih bebas dari pelanggaran sila. 

Terdapat beberapa pekerjaan yang dikatakan melanggar moralitas atau sila yaitu berupa bisnis untuk memperdagangkan senjata, memperdagangkan manusia, binatang untuk disembelih, minuman keras dan racun. Kelimanya ini apabila dilaksanakan akan merugikan diri sendiri juga orang lain atau makhluk lain.

Selain mengacu pada jenis pekerjaan yang tidak tercela secara moral, juga mengacu pada kualitas dalam mengerjakan sebuah pekerjaan. Ukuran tanpa cela adalah gabungan antara pekerjaan yang bersih dari pelanggaran sila dengan kualitas menjalani pekerjaan dengan baik atau profesional. Kualitas pekerja yang diliputi dengan spirit kejujuran, dedikasi, kedisiplinan secara berkesinambungan akan menyempurnakan kualitas tanpa cela dari sebuah pekerjaan. Pekerjaan menjadi sebuah nilai religius yang tinggi karena menggabungkan pekerjaan yang bersih secara moral dan dikerjakan juga dengan cara yang bersih secara moral. Dengan kata lain jenis pekerjaan benar dan dikerjakan dengan cara yang benar. Bila prinsip ini dapat dipedomani oleh seseorang yang bekerja maka akan tercipta sumber daya manusia yang unggul dan bermartabat. Sehingga dalam konteks ajaran Buddha bekerja tanpa cela adalah sumber dari berkah utama.