Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Mimpi Dalam Pandangan Agama Buddha

Mimpi dalam pandangan agama Buddha. Dalam pandangan agama Buddha, mimpi ada hubungannya dengan aktifitas yang sudah dan pernah dilakukan atau dialami. Ketika menjelang tidur, bisa masuk ke keadaan mimpi. Mimpi dapat timbul disaat kondisi pikiran masih aktif yaitu sebelum tidur nyenyak. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab komentar Vibhanga, bahwa mimpi tidak timbul dalam kondisi tidur nyenyak, karena dalam kondisi tidur nyenyak maka pikiran tidak aktif.

Mimpi timbul dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan sebelumnya. Aktifitas tersebut dapat bersumber dari ucapan, perbuatan maupun pikiran. Jika pikiran diliputi pengalaman yang tidak menyenangkan, maka mimpi yang tidak menyenangkan yang akan dialaminya. Jika pikiran diliputi dengan pengalaman yang menyenangkan, maka mimpi indah yang akan dialaminya.

Untuk itu, sebagai umat Buddha, seharusnya selalu mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang selama hidupnya, agar diliputi dengan hal-hal yang baik dan menyenangkan. Dengan demikian, begitu bermimpi, maka mimpi indah yang kita mimpikan.

Dalam kehidupan ini, mimpi indah menjadi perhatian bagi setiap orang yang ingin berhasil. Mimpi indah dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk meraih keberhasilan. Mimpi buruk yang menghambat pencapaian keberhasilan hidup ditinggalkan. Hal yang perlu dilakukan hanyalah segera melakukan sebuah upaya untuk mewujudkan mimpi indah. Jangan hanya puas dengan mimpi indah yang dialaminya. Demikian pula, segera melakukan upaya memperbaiki perbuatannya ketika mimpi buruk datang.

Sang Buddha menjelaskan dalam Kitab Anguttara Nikaya bahwa untuk mewujudkan impian, dapat dilakukan dengan mengembangkan lima kekuatan atau Pancabala, yaitu:

Pertama, memiliki keyakinan atau Saddha yang kuat terhadap kebenaran Dhamma. Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahan, dan indah pada akhirnya. Jika keyakinan itu dipraktikkan dengan benar akan membawa pada kemajuan secara duniawi maupun batin.

Kedua, memiliki semangat atau Viriya yang kuat. Dengan memiliki semangat yang kuat maka ketika terjadi permasalahan akan memiliki ketahanan untuk menyelesaikannya.

Ketiga, memiliki perhatian atau Sati maka akan focus terhadap apa yang sedang dikerjakan dan tidak terganggu dengan kondisi-kondisi lain. Dengan demikian akan menjadi penunjang tercapainya impian dengan hasil yang maksimal.

Keempat, melatih diri dalam Samadhi. Ini penting untuk terus dilakukan. Samadhi melatih pikiran untuk berkonsentrasi, selain itu juga mengkondisikan seseorang untuk melihat ke dalam diri sendiri.

Kelima, memiliki kebijaksanaan atau panna. Tidak semua tujuan bisa dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Maka, dalam menghadapi kondisi tersebut, sikap bijaksana atau Panna perlu untuk dikembangkan. Tidak kecewa ketika cita-cita tidak tercapai, tetapi pada saat yang sama mengembangkan kebijaksanaan dengan cara terus berusaha.

Jangan pernah takut bermimpi dalam hidup, karena mimpi merupakan fenomena yang diciptakan pikiran dan juga merupakan aktifitas pikiran.

Ketika seseorang tidak ingin mengalami mimpi, maka harus dapat tidur dengan nyenyak. Ketika seseorang telah dapat tidur nyenyak, disitu kondisi pikiran tidak aktif sehingga mimpi tidak muncul. Agar seseorang dapat tidur dengan nyenyak, hal yang dapat dilakukan adalah membebaskan pikiran dari kebodohan, keserakahan, dan kebencian. Semoga bermanfaat