Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Rahasia Hidup Menurut Buddha

Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya. Namun, kadang kesulitan itu membuat seseorang putus asa, kecewa, marah, dan bingung, stres, panik, dan sikap negatif lainnya. Hal ini sering terjadi pada kebanyakan mereka yang hidupnya jauh dari tuntunan Dhamma. Jauhnya mereka dari tuntunan Dhamma menyebabkan mereka gampang gelisah, tegang, dan marah. Mereka menjalani kehidupan ini dengan beban masalah dan tekanan batin yang berat, sehingga menjauhkan mereka dari kebahagiaan hidup.

Padahal sesungguhnya sebagaimana kata bijak, setelah lapar pasti kenyang, sesudah dahaga ada kesejukan, setelah sakit ada sembuh, yang penting berusaha sungguh-sungguh untuk menemukan jalannya. Lihatlah para petualang disebuah gua yang gelap, setelah berjalan kesana kemari pada akhirnya melihat setitik lubang cahaya. Beri kabar gembiralah bagi malam yang gelap, bahwa esok lusa akan ada fajar dari puncak gunung, dan celah-celah lembah.

Semua itu karena setiap ada muara ada hulunya atau sebaliknya. Ada ujung ada pangkalnya, ada kesulitan pasti setelah itu ada kemudahan.

Bila kita melihat tali itu kuat dan sambung menyambung, lihatlah suatu saat pasti akan terputus juga. Dibalik tekanan, pasti ada kelunggaran dan kebahagiaan. Di dalam ketakutan, akan disertai rasa aman. Dalam kegoncangan, setelah itu pasti angin itupun tenang kembali. Ombak menderu-deru, tidak selamanya ia bergejolak terus, pasti ada masa tenangnya.

Begitulah rahasia hidup di dunia ini. Tidak ada kesusahan yang terus menerus. Sebagaimana tidak ada kesenangan yang abadi. Semua akan datang silih berganti. Maka tidak semestinya seorang merasa putus asa ketika kesulitan menerpa, karena setelah itu kemudahan pasti akan menggantikannya.

Menurut Buddha, sifat dari setiap hal yang terkondisi adalah muncul, terurai, dan berlalu dalam proses yang tak berkesudahan. Segala sesuatu yang terkondisi terkena perubahan tiada akhir dan tak memuaskan (dukkha). Hal ini terus dialami oleh semua makhluk yang menderita yang percaya akan suatu sosok permanen atau yang disebut jiwa. Kepercayaan ini memunculkan nafsu mementingkan diri yang tidak akan pernah terpuaskan, sehingga membawa pada rasa takut dan cemas.

Buddha meletakkan dasar pemahaman ini pada ajarannya ketika Beliau menyatakan bahwa biarpun ada penderitaan dan ketidak ada pastian dalam kehidupan, adalah memungkinkan bagi manusia untuk mengalami kebahagiaan secara mutlak maupun sementara jika kita belajar membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Untuk melakukan hal ini, kita pertama-tama harus memiliki Pandangan Benar, yang berarti bahwa kita harus mengenali sifat keberadaan dan kesenangan indrawi yang tidak memuaskan, serta untuk mengarahkan hidup kita dengan cara yang tepat untuk mencapai akhir dari ketidakpastian dan ketidakpuasan.

Semoga Bermanfaat