Seseorang
menganut agama ada beberapa kemungkinan: (1) Menganut
agama dengan mengikuti agama orang tua. (2) Awalnya mengikuti agama orangtuanya namun
kemudian memilih sendiri. Sedangkan yang ke (3) mengikuti agama tertentu dengan mengikuti
salah satu dari agama pasangan hidupnya atau mengikuti agama pasangan hidup.
Pada poin dua di atas, memilih agama dalam agama Buddha ada caranya yaitu dengan perenungan,
seperti mengapa saya beragama Buddha atau mengapa saya memilih agama Buddha?
Apakah saya beragama Buddha ini karena pilihan secara sadar atau sekedar sebagai identitas atau hanya ikut-ikutan saja?
Sebagai umat Buddha, sangat
penting kiranya untuk memahami dengan baik tentang agama Buddha. Dalam memahami ajaran, Buddha mengajarkan
untuk "datang dan buktikan", bukan "datang dan percaya" atau Ehipassiko. Dasar pengajaran Ehipassiko
ini adalah salah satu ajaran yang penting dalam agama Buddha. Sebagaimana
dikisahkan dalam Kalama Sutta unutk
jangan percara begitu saja harus datang dan buktikan.
Memaknai maksud di atas, janganlah kemudian memiliki
anggapan bahwa jangan memercayai siapapun dan percaya begitu saja. Tetapi dimaksudkan dalam Kalama Sutta adalah pelajari dan selidiki dahulu apakah ajaran ini benar dan menuntun kita
menuju kebahagiaan. Jika ajaran itu ternyata menimbulkan penderitaan, maka
hindari. Sebaliknya jika dapat membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain bahkan semua makhluk, maka ikuti ajaran tersebut.
Karena itu, dalam beragama
Buddha membutuhkan pendewasaan untuk mengatur diri mana yang perlu dikritisi,
mana yang perlu diikuti, mana yang perlu dipertanyakan. Pemahaman tentang hukum
kausalitas sangat penting dan mendasar. Segala sesuatu adalah sebuah hubungan
sebab akibat, yang
saling bergantungan dan
mempengaruhi satu sama lain. Pemahaman ini akan memunculkan kesadaran bahwa
apapun yang kita lakukan entah dulu, sekarang ataupun nanti akan mempunyai
akibat, entah baik atau buruk tergantung perbuatan apa yang dilakukan inilah hukum karma.
Guru Agung Buddha sendiri
meskipun telah mengajarkan Dhamma dengan penuh cinta kasih, kebijaksanaan dan
keahlian melalui upayakausalya, hanya menunjukkan jalan untuk pencapaian tujuan
hidup, bukan hanya dengan sekadar percaya semata. Pada dasarnya diri sendirilah
yang tetap harus memikul tanggung jawab pencapaian tujuan itu. Buddha hanya inspirator dan penunjuk jalan. Dhamma
adalah jalan yang mesti kita lalui. Sangha adalah contoh nyata mereka yang
telah merealisasi tujuan dengan jalan Dhamma sehingga semakin memperkuat tekad
kita menempuh jalan Dhamma.
Demikian uraian singkat ini, semoga bermanfaat