Perbuatan dalam Bahasa Pali
disebut kamma dan dalam
bahasa Sanskerta disebut
karma. Di dalam lingkungan masyarakat kata karma sudah tidak asing lagi namun kata ini cenderung
dipersepsikan negative. Dalam
agama Buddha, umat Buddha mengenal karma sebagai perbuatan yang bisa baik bisa juga buruk sehingga mengenal kata karma baik dan karma buruk.
Umat Buddha juga percaya bahwa setiap perbuatan baik akan berbuah kebahagiaan,
dan sebaliknya setiap perbuatan jahat akan menimbulkan penderitaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering dihadapkan pada kenyataan dan dilema bahwa apa yang kita lakukan,
menurut kita sudah cukup baik, bermanfaat bagi banyak orang, dan membahagiakan,
baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Namun demikian, ada saja orang
yang tidak suka atau bahkan membenci apa yang kita lakukan, dan merasa apa yang
kita lakukan tidak berguna dan tidak bermanfaat. Ini merupakan bagian dari
pengaruh buah dari karma buruk yang kita miliki.
Menumbuhkan karma baik dalam
hidup kita bukan dimulai dari persepsi orang tentang apa yang kita lakukan,
melainkan dimulai dari niat atau cetana
kita sendiri ketika akan melakukannya. Karena itu penting bagi kita untuk memulai
suatu perbuatan dengan pikiran yang baik, yaitu pikiran yang tidak didahului
dengan pikiran terburu-buru, penuh keserakahan, emosi dan kebodohan, ketakutan,
serta kebencian yang pada akhirnya akan menimbulkan penyesalan. Selain itu,
kita perlu melakukan mengevaluasi apa yang telah kita ucapkan dan kita perbuat
pada hari ini terhadap orang lain, yaitu dengan berpikir apakah yang kita
ucapkan dan perbuat tersebut menyakiti, merugikan, menimbulkan penderitaan atau
tidak.
Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran adalah pelopor yang mendahului
semua kondisi batin, apabila dengan pikiran jahat seseorang berkata atau
berbuat melalui badan jasmani, maka penderitaan akan mengikutinya seperti roda kereta yang mengikuti
jejak kaki lembu yang menariknya, sebaliknya bila dengan pikiran baik seseorang
berbicara atau berbuat melalui badan jasmani, maka kebahagiaan akan
mengikutinya, umpama bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkan bendanya (Dhammapada Syair 1-2).
Pada prinsipnya Hukum Karma berlaku adil, berbuat baik akan mendapatkan karma baik berbuat jahat akan
berakibat karma buruk, malakukan kebaikan tidak akan mendapatkan keburukan
berbuat buruk tidak akan mendapatkan kebaikan. Oleh sebab itu, hukum
perbuatan sebab-akibat tidak akan keliru dan buah karma tidak akan tertukar. Jika kita sedang melakukan suatu
karma baik, namun pada saat yang sama kita mendapatkan karma buruk, hal itu bukan berarti kita
sedang memetik pahala dari karma baik, melainkan kita sedang menanam kebaikan
tapi disaat yang sama karma
buruk yang pernah dilakukan sedang
berbuah. Dengan demikian
marilah kita lakukan terus karma baik agar kelak karma baiklah yang selalu
berbuah.
Semoga bermanfaat