Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Prinsip Hukum Perbuatan Menurut Agama Buddha

Perbuatan dalam Bahasa Pali disebut kamma dan dalam bahasa Sanskerta disebut karma. Di dalam lingkungan masyarakat kata karma sudah tidak asing lagi namun kata ini cenderung dipersepsikan negative. Dalam agama Buddha, umat Buddha mengenal karma sebagai perbuatan yang bisa baik bisa juga buruk sehingga mengenal kata karma baik dan karma buruk. Umat Buddha juga percaya bahwa setiap perbuatan baik akan berbuah kebahagiaan, dan sebaliknya setiap perbuatan jahat akan menimbulkan penderitaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada kenyataan dan dilema bahwa apa yang kita lakukan, menurut kita sudah cukup baik, bermanfaat bagi banyak orang, dan membahagiakan, baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Namun demikian, ada saja orang yang tidak suka atau bahkan membenci apa yang kita lakukan, dan merasa apa yang kita lakukan tidak berguna dan tidak bermanfaat. Ini merupakan bagian dari pengaruh buah dari karma buruk yang kita miliki.

Menumbuhkan karma baik dalam hidup kita bukan dimulai dari persepsi orang tentang apa yang kita lakukan, melainkan dimulai dari niat atau cetana kita sendiri ketika akan melakukannya. Karena itu penting bagi kita untuk memulai suatu perbuatan dengan pikiran yang baik, yaitu pikiran yang tidak didahului dengan pikiran terburu-buru, penuh keserakahan, emosi dan kebodohan, ketakutan, serta kebencian yang pada akhirnya akan menimbulkan penyesalan. Selain itu, kita perlu melakukan mengevaluasi apa yang telah kita ucapkan dan kita perbuat pada hari ini terhadap orang lain, yaitu dengan berpikir apakah yang kita ucapkan dan perbuat tersebut menyakiti, merugikan, menimbulkan penderitaan atau tidak.

Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran adalah pelopor yang mendahului semua kondisi batin, apabila dengan pikiran jahat seseorang berkata atau berbuat melalui badan jasmani, maka penderitaan akan mengikutinya seperti roda kereta yang mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya, sebaliknya bila dengan pikiran baik seseorang berbicara atau berbuat melalui badan jasmani, maka kebahagiaan akan mengikutinya, umpama bayang-bayang yang tidak pernah meninggalkan bendanya (Dhammapada Syair 1-2).

Pada prinsipnya Hukum Karma berlaku adil, berbuat baik akan mendapatkan karma baik berbuat jahat akan berakibat karma buruk, malakukan kebaikan tidak akan mendapatkan keburukan berbuat buruk tidak akan mendapatkan kebaikan. Oleh sebab itu, hukum perbuatan sebab-akibat tidak akan keliru dan buah karma tidak akan tertukar. Jika kita sedang melakukan suatu karma baik, namun pada saat yang sama kita mendapatkan karma buruk, hal itu bukan berarti kita sedang memetik pahala dari karma baik, melainkan kita sedang menanam kebaikan tapi disaat yang sama karma buruk yang pernah dilakukan sedang berbuah. Dengan demikian marilah kita lakukan terus karma baik agar kelak karma baiklah yang selalu berbuah.

Semoga bermanfaat