Ada sebuah cerita, pada zaman dahulu ada seorang penjahat besar yang akan di hukum pancung, permintaan terakhirnya adalah bertemu orang tuanya, karena permintaan terakhir hakim pun memenuhinya. Saat bertemu orang tuanya ia menangis dan menyalahkan orang tuanya karena menjadi penyebab ia dipancung. Dari tangis dan keluh kesahnya tergambar bahwa sejak masih kecil ia adalah pencuri, orang tuanya selalu memujinya dan menyuruhnya mencuri lebih banyak lagi, hingga dewasa, ia menghalalkan segala cara mencuri, merampok bahkan membunuh, hingga sekarang ia ditangkap dan akan di pancung. Inilah pentingnya ajaran yang benar, teladan yang baik, karena ajaran yang salah akan fatal akibatnya. Sebagai umat Buddha, orang tua harus mengajari anak sesuai Dhamma dan menjadi contoh, teladan yang baik bagi anak.
Ada lima cara Orang Tua mendidik anak menjadi baik dan pintar secara Buddhis:
- Jangan sekali-kali mengajarkan bahwa Buddha adalah Tuhan. Ajarkan kepada anak yang benar bahwa: Tuhan bukanlah “sosok” makhluk, Tuhan dalam Buddhis tidak punya sifat seperti manusia, contoh: maha pengasih, penyayang dll. Sifat Tuhan dalam Buddhis yaitu maha Esa (satu-satunya) dan maha suci (terbebas dari Lobha, Dosa, dan Moha). Tuhan dalam Buddhis mengacu pada “Nibbana”, dan perannya sebagai tujuan akhir. Ajarkan anak selalu berbuat baik agar kelak karma baik yang terus berbuah.
- Menerapkan “Pancasila Buddhis” kepada anak sejak dini. Orang tua harus menjadi contoh atau panutan bagi anaknya. Tanamkanlah sifat cintakasih terhadap anak dengan tindakan kita terlebih dahulu. Segala perilaku dan tindakan yang dilakukan orang tua, secara tidak langsung anak akan menirukannya.
- Jangan Mengajarkan untuk meminta-minta kepada Buddha atau Berdoa agar Buddha Mengabulkannya. Buddha tidak akan memberikan atau mengabulkan apa yang kita minta. Ajarkanlah kepada anak tentang hukum “Karma/perbuatan”. Segala sesuatu yang kita peroleh adalah hasil dari perbuatan yang telah kita lakukan. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai, perbuatan baik akan menghasilkan yang baik begitu pula sebaliknya.
- Menghormat ke patung Buddha bukan berarti menyembah. Dalam Agama Buddha selalu diajarkan “Tidak menyembah patungng/berhala”. Ajarkanlah kepada anak bahwa bernama skara/bersujud kepada Buddha adalah bentuk penghormatan kepada guru kita “Buddha Gotama”. Berilah contoh seperti ketika di sekolah pada saat upacara bendera, menghormati bendera merah putih adalah suatu bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa.
- Jangan takuti anak anda dengan mengatakan bahwa Buddha akan marah dan menghukum kita “nakal”. Buddha selalu mengajarkan Cinta Kasih di setiap ajarannya. Buddha tidak akan marah atau murka.
Melalui lima pendidikan ini dipastikan anak akan menjadi anak yang baik. Inilah pendidikan yang sesuai apa yang diajarkan Sang Buddha.
Semoga Bermanfaat