Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Ciri Batin Lemah dan Cara Menanganinya

Tidak mengetahui perbuatan yang dilakukan itu salah adalah suatu kebodohan atau moha, tetapi bila mengetahui dan menyadari bahwa yang dilakukan salah, tetapi tetap dilakukan ataupun masih dilakukan itulah cerminan dari batin yang lemah. Sebagaimana dalam Dhammapada Syair 251 Tidak ada api yang menyamai nafsu. Tidak ada cengkeraman menyamai kebencian. Tidak ada jaring yang menyamai ketidaktahuan. Tidak ada arus sederas nafsu keinginan”. Dari kutipan ini jelas bahwa batin yang lemah sangat berbahaya dan harus di tangani dengan baik.

Batin yang lemah menunjukan bahwa pikiran dikalahkan oleh nafsu, pikiran dipengaruhi kebencian, pikiran diliputi ketidak tahuan, batin dipengaruhi oleh nafsu keinginan. Dengan ciri batin sebagai berikut, contohnya: 

  1. Perokok umumnya mengetahui merokok dapat membunuhnya dan membunuh orang disekitarnya tetapi tetap melakukannya.
  2. Makanan kesukaan adalah sumber penyakit misalnya sudah kolesterol tinggi tapi masih suka makan yang berlemak, sudah terkena lambung tetapi tidak bisa makan kalau tidak ada cabe, sering migren tapi suka minum es,
  3. Sudah tahu korupsi uang rakyat pasti masuk neraka, tapi tetap menikmati hasil korupsi bersama keluarganya, 
  4. Sudah mengetahui menipu atau berbohong adalah perbuatan tidak benar, tapi masih dilakukan juga,
  5. Sudah mengetahui berzina itu tidak benar, tapi masih juga melakukannya,  
  6. Sudah mengetahui bahwa kemarahan, kebencian, kesombongan, kemelekatan, keakuan adalah kebodohan (moha), tetapi saja dipelihara.
  7. Sudah tahu kalu kita diliputi oleh nafsu keinginan untuk selalu dihormati dan dihargai itu tidaklah baik, tetapi tetap dipertahankan dan dipelihara.

Inilah ciri memiliki batin yang lemah. Jika sudah mengetahui batin kita lemah maka jagalah jarak dan berhati-hati dalam bergaul dengan yang bukan suami-istri kita, tekadkan Pancasila Budddhis setiap pagi hari sebagai "warning" untuk pengingat akan perlunya moralitas, karena moralitas adalah pelindung dunia, moralitas adalah pondasi Dharma. Selain itu latihan sila Athasila, dan Meditasi.

  1. Dengan melatih sila Pancasila Buddhis “bertekad melatih menghindari dari membunuh, mencuri, berzinah, berbohong dan ucapan kasar, dan bertekad menghindari diri dari meminum atau memakan makanan yang memabukkan” maka kita sudah latihan dasar untuk membentuk batin yang lebih kuat.
  2. Bertekad melaksanakan Athasila: melatih diri untuk tidak berhubungan suami istri, saat latihan tidak bersentuhan dengan lawan jenis, melatih untuk tidak makan setelah tengah hari, melatih untuk tidak menonton, merias diri, bernyanyi, memakai wewangian, berpakaian yang mewah, melatih untuk tidur dan duduk di tempat yang sederhana, maka kita sudah melatih batin menjadi kuat.
  3. Latihlah Meditasi dengan konsisten dan benar akan menghasilkan ketenangan dan kebijaksanaan.

Semoga bermanfaat