Semua pasangan yang ingin
berkeluarga dan sudah berkeluarga pasti
ingin membentuk Keluarga yang Bahagia. Namun pada kenyataannya bahagia tidak terjadi begitu saja, harus ada
kemauan dan tekad yang kuat,
terutama pasangan suami-istri itu
sendiri. Dalam agama
Buddha ada empat syarat utama untuk membentuk Keluarga Bahagia:
- Keyakinan yang sama: Keyakinan yang sama sangat perlu untuk membina keluarga yang bahagia, karena bila ada perselisihan, maka pedomannya sama. Ajaran yang sama maka arah dan tujuan dari keluarga juga sama. Pasangan bersama-sama meningkatkan keyakinan dan mempraktekan Ajaran Keyakinannya dalam kehidupan sehari-sehari dan mengajarkan kepada anak-anaknya, menjadi teladan praktik Ajaran agamanya.
- Moralitas yang sama: Moralitas adalah dasar dari sebab kebahagiaan sebuah keluarga. Keluarga menerapkan makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dimakan dan mengajarkan kepada anak-anaknya. Pasangan menerapkan "tidak membunuh" dalam Ajaran di keluarga. Dengan melatih menyayangi "nyawa" semua makhluk, maka dari keluarga telah menerapkan cinta kasih kepada semua makhluk. Pasangan bersama-sama menerapkan "tidak mengambil barang yang tidak diberikan". Pasangan bertekad saling setia, saling menyayangi, saling percaya, saling mengalah, saling menghormati, satu mama satu papa saja dalam keluarga, maka anak-anak akan mencontohnya. Pasangan menerapkan berkata jujur dengan bijak, menjaga emosi sendiri dan emosi pasangannya. Pasangan menghindari mabuk-mabukan, narkoba, judi dan sejenisnya. Pasangan dan Keluarga yang menjaga moralitasnya akan terhindar dari masalah-masalah yang dibuat sendiri misalnya masuk penjara karena membunuh, mencuri, merampok, menipu, berzinah, mabuk-mabukan, narkoba dan judi dan sejenisnya. Moralitas adalah dasar dari sebab kebahagiaan sebuah keluarga.
- Murah hati dan baik hati yang sama: murah hati merupakan juga sumber kebahagiaan, pasangan yang murah hati akan selalu berusaha membantu yang lain, dengan tenaga, dengan uang ataupun dengan pikirannya yang baik untuk membantu sesama. Kebahagiaan berbagi melatih kita mengikis kekikiran, keegoisan, irihati yang merupakan sebab-sebab perselisihan atau permusuhan. Mari bersama-sama praktekkan Indahnya dapat berbagi.
- Kebijaksanaan yang sama: Setiap keluarga memiliki masalah sendiri-sendiri, hal ini harus disadari oleh semua pasangan. Bijak dalam pengeluaran rumah tangga, jangan lebih besar pasak daripada tiang, saling membantu, saling menghormati dan menerapkan demokrasi dalam setiap permasalahan. Setiap pasangan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pasangan hidup harus bisa menerima kelebihan juga kelemahan masing-masing. Pasangan memiliki sifat saling memaafkan, dan berusaha tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Memiliki keyakinan yang sama,
moralitas yang sama, murah hati yang sama dan kebijaksanaan yang sama merupakan landasan
dari keluarga yang bahagia: suami-istri akan saling mendoakan, saling setia,
saling menghormati, saling mengalah, saling mengingatkan dan saling memaafkan.
Inilah ciri-ciri keluarga yang bahagia.
Tidak ada pasangan yang sempurna,
terimalah ketidaksempurnaan ini dalam membentuk keluarga yang bahagia, tetapi
setiap pribadi harus menjaga moralitas masing-masing, perbaiki sifat-sifat
buruk dan berbuat yang terbaik saat ini sesuai Ajaran Agama.
Semoga bermanfaat