Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Ibarat Moncong Teko dan Isi Dalamnya

Baik atau buruknya ucapan dan perbuatan adalah cermin dari baik atau buruknya hati dan pikiran seseorang. Sebagaimana baik atau buruk yang keluar dari teko adalah cermin dari baik atau buruknya isi di dalam teko. Ucapan dan perbuatan adalah ibarat sebuah moncong teko, sedangkan hati dan pikiran adalah ibarat isi yang di dalam teko. Jika yang keluar dari moncong teko adalah susu, maka isi di dalam teko itu adalah susu, dan jika yang keluar dari moncong teko adalah air kotor, maka isi di dalam teko adalah air kotor juga.

Begitupun juga jika kita ingin mengetahui kawalitas diri seseorang, maka perhatikan dari apa yang sering keluar dari ucapan dan perbuatannya, sebab ucapan itu adalah cermin bagaimana keadaan hatinya. Jika yang sering keluar dari ucapannya adalah kata-kata buruk, maka sesungguhnya hatinya juga buruk. Dan jika yang sering keluar dari ucapannya adalah kata-kata baik, maka sesungguhnya baik pula hatinya.

Perumpamaan lain, hati itu bagaikan periuk, yang menampung isi didalamnya. Sedangkan lisan itu bagaikan gayungnya. Lihatlah kualitas seseorang ketika dia berbicara. Karena ucapannya itu mengambil apa yang ada di dalam periuk yang ada dalam hatinya, baik rasanya itu manis, asam, segar, asin atau yang sangat asin, atau rasa lainnya. Rasa hatinya akan tampak dari perkataan lisannya.

Kita mudah untuk mengetahui kualitas seseorang melalui ucapan dan perbuatan kesehariannya. Apabila ucapan dan perbuatnya baik maka orang itu hati dan pikirannya juga baik, dan jika ucapan dan perbuatannya tidak baik maka hati dan pikirannya juga tidak baik. Berhati-hatilah terhadap orang yang kesehariannya selalu berucap dan berbuat tidak baik agar kita tidak terpengaruh dan terdampak olehnya.

Isilah hati dan pikiran kita dengan hal baik agar ucapan dan perbuatan kita juga baik. Dhamma adalah yang paling mulia, berharga sebagaimana Dhamma adalah permata yang sangat berharga. Sebagaimana pesan Sang Buddha kepada Ananda: “Jadilah pelita bagi dirimu sendiri, jadilah pelindung bagi dirimu sendiri, janganlah mencari pelindung lain. Jadikanlah Dhamma sebagai pelita dan dan pelindungmu”.

Semoga bermanfaat