Pada suatu ketika ada seorang Pejabat tinggi yang terkenal membawa anak dan istrinya melihat-lihat ruang kremasi. Para tamu yang menyaksikan hal ini semuanya tidak mengerti dengan maksud dan tujuan dari pejabat itu. Oleh karenanya, ada salah satu diantara mereka lalu menanyakan kepada pengusaha itu.
Pejabat itu mengatakan, ia memperhatikan tempat ini sembari merenung dan akhirnya mendapatkan pencerahan bahwa ruang kremasi ini adalah tempat terakhir manusia.
Di sini, tidak peduli apakah itu pejabat, bangsawan, tokoh yang paling terkenal, orang terpandang dan terkaya sejagat raya atau sebaliknya rakyat jelata, bahkan penjahat yang sangat dibenci sekalipun, akhirnya akan datang ke sini juga, di pola yang sama, terbaring dengan tenang dan kaku di sana, kemudian dimasukkan ke dalam perapian yang berkobar, dan ketika keluar hanya tersisa kepingan tulang dan abu lalu dimasukan kesebuah tempat abu, sehingga hanya tersisa sebuah kotak persegi kecil yang dibungkus dengan kain merah yang isinya abu.
Jadi sebenarnya kita itu datang ke dunia ini hanya membawa karma, dan ketika meninggal dunia juga hanya segumpalan debu. Hidup ini begitu sederhana. Segala bentuk kekayaan yang terkadang diperoleh melalui usaha yang salah yang bertentangan dengan Dhamma, semuanya hanya sementara dan tidak di bawa mati, namun sesungguhnya yang di bawa ketika meninggal hanyalah perbuatan dan perbuatan jugalah yang akan dikenang orang entah itu baik ataupun buruk setelah kita meninggal.
Dari uraian di atas memberikan pencerahan kepada kita bahwa perbuatan adalah melebihi segala galanya didunia ini. Oleh karena itu, perbuatan perlu diperhatikan, perlu dijaga, dan perlu dikendalikan agar selalu berbuat kebaikan.
Semoga bermanfaat