Dalam agama Buddha menganal tiga dimensi waktu yaitu dulu, sekarang dan akan datang yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Kelahiran dulu menentukan kehidupan sekarang, kehidupan sekarang menentukan kehidupan
yang akan datang. Oleh karena itu, demi hidup lebih gembira dan tenteram
maka Pola pikiran perlu diperhatikan. Pola berpikir manusia terdiri dari dua yaitu:
1. Pola berpikiran
pendek
Orang yang
memiliki pola pikir ini cirinya mudah putus asa, gampang nekat, ambil
keputusan hidupnya seperti berjudi,
cenderung asal-asalan. Lupa bahwa hidup itu nyata, bukan tebak-tebakan. Sehingga nasib yang terlahir sudah beruntung juga mudah dirusak. Karena pola pikir yang pendek, mau cepat cepat sukses,
kaya, dihargai orang. Ketemu kesulitan, jiwa pengemisnya yang muncul, mengharap dilindungi, dibantu
orang lain, dewa, dan sebagainya. Cara-cara hidup demikian, dia tidak bisa
bertanggung jawab kepada orang tua
atau keluarga dan lingkungannya. Tidak
terpikir olehnya, umur makin bertambah tetapi tidak ada kedewasaan dan kebijaksanaan. Inilah pola pikir pendek yang dimaksud.
2. Pola
berpikir panjang
Pola berpikirnya ini jauh maju kedepan, pola berpikirnya pertumbuhan. Ia tahu waktu, tidak bisa menunggu dia!. Oleh karena itu, dia tidak
mau hidupnya berjudi, untung untungan. Dia maunya masa depannya lebih pasti,
lebih baik dari sekarang, ada
kemajuan. Dia tidak mau masa depannya terhina. Untuk itu, ketemu
kesulitan, dia bisa merubah diri, dia bisa belajar, membuang kebiasaan-kebiasaan
yang buruk. Dia tidak malas, dia tidak hidup dalam berharap, tetapi dia hidup rajin berbuat yang pantas!. Dia tidak sia-siakan waktu, karena dia sudah
sadar, hidup ini nyata, hidup ini investasi jangkah panjang, seumur hidup, demi
masa depannya.
Dari uraian di atas maka marilah kita berpikir panjang atau jangkapanjang. Yakinlah akan hukum karma, perbuatan sendiri
yang akan menjadi jaminan
hidupnya, dia harus berbakti, balas budi kepada orang tua, keluarga
atau orang-orang yang berguna untuknya. Terlihatlah perubahan demi perubahan
sikap perbuatannya dan kehidupannya
lebih mantap. Dia yakin, hanya
membuat dirinya kuat, maju, berguna, yang menjadi jaminan masa depan dirinya.
Hanya dirinya kuat, berguna, bisa
hidup yang pantas, baru hidup
bernilai di dunia ini. Untuk itu, kita harus rajin, semangat,
menghargai waktu dan bergaul dilingkungan yang pantas, membuat diri
kuat, hidup berarti dan bernilai. Karena hidup bukan berjudi, hidup investasi jangka panjang, bahkan
seumur hidup.
Semoga bermanfaat