Kisah
si tikus yang bersembunyi dibalik Rupang Buddha. Di tempat persembunyiannya, tikus melihat, setiap orang yang masuk ke
Bhaktisala, selalu bersujud, dan
bernamaskara. Si tikus merasa senang dan bangga, dikiranya orang-orang memberi
hormat kepadanya, hingga masuklah seekor kucing, dengan penciuman yang tajam, kucing menemukan keberadaan
tikus. Sesungguhnya si tikus punya waktu untuk lari dan sembunyi, tapi
si tikus itu
tidak
peduli dan membiarkan si kucing
menangkapnya. Sitikus dengan sombongnya membanggakan dirinya saya ini bukan seperti tikus pada umumnya tetapi saya memiliki kelebihan.
Saat
hendak dimakan oleh kucing, tikus berkata, "Hai... kucing, kurang ajar
sekali kamu, melihat saya
bukannya bersujud, dan
bernamaskara seperti semua manusia yang datang kesini melihat saya,
mereka bersujud, dan bernamaskara,
tetapi kamu malah berani mau menyantap saya...!" Si kucing dengan nada acuh, menjawab, “orang-orang
bukan bersujud, dan bernamaskara
dengan kamu, tapi mereka bersujud, dan bernamaskara
kepada Buddha”. Akibat
kesombongan dan kebodohannya, si tikus berakhir menjadi santapan lezat si kucing.
Dari kisah ini menyadarkan kita bahwa berapa
banyak orang di jagat raya ini, yang memiliki sifat seperti si tikus ini...? hidup
angkuh, lalai, arogan, sombong, selalu
pengen dihormati, dihargai, disanjung, dikarenakan sudah merasa sukses, kaya, pintar,
cerdas, berilmu, memiliki keahlian, memiliki jabatan tahta sehingga lupa akan
dirinya dan keselamatan dirinya. Mereka lupa bahwa semua kelebihan ini hanya
permainan buah karma yang perlu untuk terus dipelihara, dirawat dan dipupuk
agar bertahan, bertumbuh dan berkembang.
Ingat kalau karma baik kita sudah
habis buahnya karena kita hanya memetiknya tanpa menanam merawat dan memupuknya
maka semua kelebihan akan tidak dapat menolong kita. Oleh karena itu, jangan angkuh,
lalai, arogan, sombong, selalu pengen dihormati, dihargai, disanjung
diperhitungkan oleh orang lain sebagaimana si tikus pada cerita ini. Padahal sesungguhnya
yang dihormati dan diagungkan adalah Buddha bukan si tikus. Kita berada di atas dan memiliki kelebihan dari pada yang lain adalah buah karma baik yang kelak akan habis jika kita tidak menanam kembali, memelihara, merawat, memupuknya agar bertahan, bertumbuh dan berkembang.
Semoga bermanfaat