Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Cerita Ulat dan Pohon Mangga

Seekor ulat yang kelaparan terdampar di tanah tandus. Dengan lemas ia menghampiri pohon mangga sambil berkata, “Aku lapar, bolehkah aku makan daunmu?”. Pohon mangga menjawab, “tanah di sini tandus, daunku pun tidak banyak. Apabila kau makan daunku, nanti akan berlubang dan tidak kelihatan cantik lagi. Lalu aku mungkin akan mati kekeringan.

Pohon mangga melihat ulat yang sangat membutuhkan pertolongan akhirnya ia berkata berkata: hmmm… baiklah, kau boleh naik dan memakan daunku. Mungkin hujan akan datang dan daunku akan tumbuh kembali. Ulat naik dan mulai makan daun-daunan. Ia hidup di atas pohon itu sampai menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Hai pohon mangga, lihatlah aku sudah menjadi kupu-kupu. Terima kasih karena telah mengizinkan aku hidup ditubuhmu. Sebagai balas budi aku akan membawa serbuk sari hingga bungamu dapat berbuah.

Sahabat Damaduta.Net cobalah direnungkan: dalam hidup, kita sering memperhitungkan untung rugi pengorbanan yang dilakukan. Jika saya memberi, saya akan kekurangan. Bagaimana mengatasinya? atau, bagaimana kalau ternyata saya ditipu?. Tapi sadarkah kita, setiap kita memberi ada sepercik suka cita di hati? Orang Bijak pernah berkata, “Lakukan apa yang menjadi bagianmu, dan jangan berpikir apa yang akan kita dapat. Bila ingin memberi, lakukan saja karena semuanya akan kembali ke kita juga.

Dalam agama Buddha Sang Buddha pernah bersabda pada Samyutta Nikaya I, Hal. 227: "Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan begitulah buah yang akan dipetiknya, pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah olehmu biji-biji benih kebajikan dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya".

Segala sesuatu yang datang pada kita, yang menimpa diri kita, sesungguhnya benar adanya. Bilamana kita mengalami sesuatu yang membahagiakan, yakinlah bahwa kamma yang telah kita perbuat adalah benar. Sebaliknya bila ada sesuatu yang menimpa kita dan membuat kita tidak senang, kamma-vipaka itu menunjukkan bahwa kita telah berbuat suatu kesalahan. Janganlah sekali-kali dilupakan hendaknya bahwa kamma vipaka itu senantiasa benar.

Hukum Karma tidak mencintai maupun membenci, juga tidak marah dan juga tidak memihak. Ia adalah hukum alam, yang dipercaya atau tidak dipercaya akan berlaku. Oleh kerena itu, mari terus melakukan kebajikan sekecil apapun kebajikan yang dilakukan akan membuahkan kebikan.

Demikain cerita ulat dan pohon mangga semoga menjadi inspirasi dan penyadaran atau pencerahan kepada kita semua. Semoga semua makhluk berbahagia. Namo Buddhaya