Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Tujuh Kebiasan Baik Jalan Menuju Bahagia

Kenapa harus melakukan kebiasaan baik menjadi Rutinitas setiap hari. Jawabanya adalah karena hidup sebagai manusia dipenuhi ketidakpastian (anicca) kecuali kematian yang pasti menanti kita. Oleh karena itu, manusia harus mengedepankan kebaikan agar ketika meninggal nanti dapat dengan tenang dan terlahir di alam bahagia. Hal ini bukan pemberian suatu makhluk adi kuasa tetapi persiapannya di mulai dari sekarang. Agar didup bahagia saat ini dan berbahagian dikehidupan nantinya.

Dalam Abhidhamma diajarkan bahwa lahir di alam bahagia atau menderita ditentukan oleh "pikiran terakhir yang muncul", bila yang muncul ketakutan, kecemasan, kegelisahan, kebosanan, kebencian, kemarahan kesombongan, keragu-raguan, kebingungan dan sejenisnya akan dipastikan lahir di alam menderita. Lahir di alam menderita (neraka, hantu, binatang, asura) sangat susah untuk lahir kembali sebagai manusia atau di alam bahagia lainnya.

Jika melakukan Garuka karma (karma berat) yang buruk : lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai Sang Buddha dan memecah-belah Sangha. Dipastikan karma ini yang berbuah, terlahir di alam neraka avici atau neraka yang paling rendah. Tetapi jika melakukan karma baik yang berat seperti hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana (meditasi ketenangan batin) sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8. Akibat dari melakukan Kusala Garuka Kamma (karma baik yang besar) adalah tumimbal-Iahir di alam Brahma.

Penerapan dari Garuka karma baik ini hanya bisa dicapai bila sudah mumpuni dalam mengolah batin ataupun latihan meditasi yang mendalam. Asaññā Kamma adalah kusala kamma (perbuatan baik) ataupun akusala (perbuatan buruk) yang diingat seseorang ataupun dilakukan seseorang *menjelang ajalnya.

Inilah alasannya orang yang mau meninggal diarahkan oleh keluarganya agar yang diingatnya hanya perbuatan-perbuatan baik yang sudah dilakukan seraya melafalkan Nama Buddha, mantra yang sudah biasa dilafalkan saat dikehidupan sehari-hari.

Sebagaimana kisah seorang algojo kerajaan bernama Tambadāṭhika pada saat menjelang ajalnya, ia mengingat pernah memberi sedekah kepada Y.A. Sariputta. Dengan mengingat hal ini ia terlahir di alam yang bahagia. Namun, meskipun terlahir di alam bahagia, karma-karma buruk yang ia lakukan tetap menunggu berbuah untuk terlahir kealam menderita.

Tujuh kebiasaan-kebiasaan baik Buddha sarankan yang merupakan aplikasi dari Āciṇṇaka Kamma. Tujuh dimaksud adalah kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat dilakukan setiap hari agar bahagian dikehidupan ini juga bahagian dikehidupan selenjutnya :

  1. Melatih meditasi. Jadikan meditasi menjadi bahagian kehidupan kita setiap hari, jadikan kebiasaan jadikan Rutinitas, kontiniu konsisten. Jadikan kebutuhan sehari hari.
  2. Kebiasaan membaca melafalkan Paritta Suci (Paritta Suci, Sutra, Mantra), jadikan Rutinitas pagi & malam hari.
  3. Tekad Melaksanakan Pancasila dan Athasila, sebulan 4 hari untuk seumur hidup. Jadikan kebiasaan sampai tua, kontiniu konsisten.
  4. Lakukanlah 4 maaf setiap hari, terutama hari Uposatha. 1) meminta maaf pada Tiratana, 2) meminta maaf kepada semua makhluk, 3) memaafkan semua makhluk, 4) memaafkan diri sendiri.
  5. Melafalkan Namo Tassa Bhagavatto Arahatto Sammasambuddhasa, Buddhanusati, atau Namo Amitofo, Namo Kwan Se Im Pu Sa, Om Mani Padme Hung, dan sebagainya), kapan saja dimana saja saat teringat, terutama pagi dan malam hari menjelang tidur.
  6. Berbuat kebajikan dengan mengagendakan perbuatan bajik dengan menyesuaikan kemampuan.
  7. Rubah kebiasaan buruk, buang sifat-sifat buruk seperti suka emosi, mudah tersinggung, mudah iri hati, pendendam dan sejenisnya. Rubah yang buruk, kembangkan yang baik.

Jika sudah melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik ini berarti sudah mengkondisikan kebahagiaan dengan Tujuh Kebiasaan Baik Jalan Menuju Kebahagian. Jalan ini adalah jalan menuju garuka karma baik. Dengan demikian berarti kita sudah membentuk kebiasaan-kebiasaan baik menjadi rutinitas setiap hari sebagai langkah nyata antisipasi ketidak pastian hidup agar kelak bahagian di dunia ini juga bahagia dikehidupan selanjutnya.

Semoga uraian Dhamma ini dapat bermanfaat.