Kenapa harus
melakukan kebiasaan baik menjadi Rutinitas setiap hari. Jawabanya adalah karena hidup sebagai manusia
dipenuhi ketidakpastian (anicca) kecuali
kematian yang pasti menanti kita. Oleh karena itu, manusia harus mengedepankan kebaikan agar ketika
meninggal nanti dapat dengan
tenang dan terlahir di alam bahagia. Hal ini bukan pemberian suatu makhluk adi
kuasa tetapi persiapannya di mulai dari sekarang. Agar didup bahagia saat ini dan berbahagian dikehidupan nantinya.
Dalam Abhidhamma diajarkan
bahwa lahir di alam bahagia atau menderita ditentukan oleh "pikiran
terakhir yang muncul", bila yang muncul ketakutan, kecemasan, kegelisahan,
kebosanan, kebencian, kemarahan kesombongan, keragu-raguan, kebingungan dan
sejenisnya akan dipastikan lahir di alam menderita. Lahir di alam menderita
(neraka, hantu, binatang, asura) sangat susah untuk lahir kembali sebagai manusia atau di alam bahagia lainnya.
Jika melakukan Garuka karma
(karma berat) yang buruk : lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh
ayah, membunuh Arahat, melukai Sang Buddha dan memecah-belah Sangha. Dipastikan
karma ini yang berbuah, terlahir di alam neraka avici atau neraka yang paling rendah. Tetapi jika melakukan karma baik yang
berat seperti hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana (meditasi ketenangan
batin) sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8.
Akibat dari melakukan Kusala Garuka Kamma (karma baik yang besar) adalah
tumimbal-Iahir di alam Brahma.
Penerapan dari Garuka karma
baik ini hanya bisa dicapai bila sudah mumpuni dalam mengolah batin ataupun latihan
meditasi yang mendalam. Asaññā
Kamma adalah kusala kamma (perbuatan baik) ataupun akusala (perbuatan buruk) yang
diingat seseorang ataupun dilakukan seseorang *menjelang ajalnya.
Inilah alasannya orang yang
mau meninggal diarahkan oleh keluarganya
agar yang diingatnya hanya
perbuatan-perbuatan baik yang sudah dilakukan seraya melafalkan Nama Buddha, mantra yang sudah biasa dilafalkan saat
dikehidupan sehari-hari.
Sebagaimana kisah seorang algojo
kerajaan bernama Tambadāṭhika pada saat menjelang ajalnya, ia mengingat pernah
memberi sedekah kepada Y.A. Sariputta. Dengan mengingat hal ini ia terlahir di
alam yang bahagia. Namun, meskipun terlahir di alam bahagia, karma-karma buruk
yang ia lakukan tetap menunggu berbuah
untuk terlahir kealam menderita.
Tujuh kebiasaan-kebiasaan baik
Buddha sarankan yang merupakan aplikasi dari Āciṇṇaka Kamma. Tujuh
dimaksud adalah kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat dilakukan setiap hari agar bahagian dikehidupan ini juga bahagian dikehidupan selenjutnya :
- Melatih meditasi. Jadikan meditasi menjadi bahagian kehidupan kita setiap hari, jadikan kebiasaan jadikan Rutinitas, kontiniu konsisten. Jadikan kebutuhan sehari hari.
- Kebiasaan membaca melafalkan Paritta Suci (Paritta Suci, Sutra, Mantra), jadikan Rutinitas pagi & malam hari.
- Tekad Melaksanakan Pancasila dan Athasila, sebulan 4 hari untuk seumur hidup. Jadikan kebiasaan sampai tua, kontiniu konsisten.
- Lakukanlah 4 maaf setiap
hari, terutama hari Uposatha. 1) meminta
maaf pada Tiratana, 2) meminta
maaf kepada semua makhluk, 3) memaafkan
semua makhluk, 4) memaafkan
diri sendiri.
- Melafalkan Namo Tassa Bhagavatto Arahatto Sammasambuddhasa, Buddhanusati, atau Namo Amitofo, Namo Kwan Se Im Pu Sa, Om Mani Padme Hung, dan sebagainya), kapan saja dimana saja saat teringat, terutama pagi dan malam hari menjelang tidur.
- Berbuat kebajikan dengan mengagendakan perbuatan bajik dengan menyesuaikan kemampuan.
- Rubah kebiasaan buruk, buang sifat-sifat buruk seperti suka emosi, mudah tersinggung, mudah iri hati, pendendam dan sejenisnya. Rubah yang buruk, kembangkan yang baik.
Jika sudah melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik ini berarti sudah mengkondisikan kebahagiaan dengan Tujuh Kebiasaan Baik Jalan Menuju Kebahagian. Jalan ini adalah jalan menuju garuka karma baik. Dengan demikian berarti kita sudah membentuk
kebiasaan-kebiasaan baik menjadi rutinitas setiap hari sebagai langkah nyata antisipasi
ketidak pastian hidup agar kelak bahagian di dunia ini juga bahagia dikehidupan
selanjutnya.
Semoga uraian Dhamma ini dapat bermanfaat.