Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Pentingnya Kejelian Melihat Peluang

Sebuah perusahaan melakukan tes terhadap 3 calon staf penjual barunya. Tesnya unik, yaitu: menjual sisir di kompleks Vihara Shaolin. Tentu saja, ini cukup unik karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir.

Kesulitan ini juga yang membuat calon pertama hanya mampu menjual 1 sisir. Itupun karena belas kasihan seorang biksu yang iba melihatnya. Tapi, tidak dengan calon kedua.  Ia berhasil menjual 10 sisir, ia tidak menawarkan kepada para biksu, tetapi kepada para turis yang ada di kompleks itu, mengingat angin di sana memang besar sehingga sering membuat rambut jadi acak-acakan.

Lalu bagaimana dengan calon ketiga, Ia berhasil menjual 500 sisir. Caranya, dengan menemui kepala Vihara, lalu meyakinkan bahwa sisir ini bisa jadi suvenir bagus jika kepala Vihara bisa membubuhkan tanda tangan di atas sisir-sisir ini dan menjadikannya suvenir para turis untuk kompleks Vihara tersebut. Sang kepala Vihara pun setuju.

Apa yang sering orang anggap sebagai penghambat terbesar karier mereka adalah keadaan. Banyak orang seringkali menyalahkan keadaan dan inilah yang membuat calon pertama gagal.

Sementara calon kedua, sudah berani berpikir lebih jauh dengan melihat celah pada keadaan yang tidak memungkinkan. Tetapi ia masih terpaku pada fungsi sisir yang hanya sebagai alat merapikan rambut. Berbeda dengan calon ketiga, ia tidak hanya berani berpikir bahwa sisir bukan hanya alat merapikan rambut, melainkan bisa menjadi suvenir sehingga menjadi benda yang bernilai lebih.

Pesan moral yang ada pada cerita ini adalah kita tidak bisa mengatur situasi seperti yang kita kehendaki. Tetapi, kita bisa mengerahkan daya kemampuan, imajinasi, dan kreativitas kita untuk mencari solusi.

Seringkali hambatan merupakan titik kecil yang menghalangi mata kita, sehingga kita tdk bisa melihat bangunan yang besar di depan kita yang merupakan cita-cita atau solusi yang kita tuju. Mari kita berpikir keluar dari zona nyaman, berjalan terus dan bersahabat dengan masalah dan tantangan, dengan kreativitas dan selalu berubah dan dibaharui.

Dhammapada, Syair 208: dhīrañca paññañca bahussutañca, dhorayhasīlaṃ vatavantamariyaṃ; taṃ tādisaṃ sappurisaṃ sumedhaṃ, bhajetha nakkhattapathaṃva candimā.

Artinya: ikutilah orang yang pandai, bijaksana, terpelajar, tekun, patuh dan mulia; hendaklah engkau selalu dekat dengan orang yang bajik dan pandai seperti itu, bagaikan bulan mengikuti peredaran bintang. 

Semoga bermanfaat