Pada saat sekolah kita banyak punya teman, baik teman laki-laki maupun perempuan. Beberapa dari mereka ada yang sangat cerdas,
tetapi ada juga yang lambat.
Beberapa sangat pintar, beberapa tidak begitu pintar, ada beberapa juga yang aga lambat, bahkan ada juga yang lebih
lambat. Selesai sekolah kemudian bekerja ada yang akhirnya sukses hidupnya, tetapi juga
ada yang hidupnya pas pasan, bahkan ada yang susah hidupnya.
Dengan keadaan ini maka muncul banyak pertanyaan. Apakah yang
membuat mereka satu sama lain berbeda?... Dalam agama Buddha
terjawab semua itu karena Karma mereka sendiri. Muncul lagi pertanyaan, karma yang mana yang
menyebabkannya demikian. Mereka
berbeda satu sama lain dikarenakan karma masa lampaunya berbeda, dan karma masa
sekarangnya juga berbeda.
Meskipun ada yang mengusahakan
sama kerasnya, tetapi tidak bisa mendapatkan hasil yang sama, betapapun
kerasnya usaha yang dilakukan, tetapi hasilnya berbeda. Jika kita ingin
melihat bagaimana kehidupan kita
dikehidupan sebelumnya. Maka
cukup melihat kondisi kehidupan sekarang. Begitu
juga kita ingin melihat bagaimana kehidupan kita yang akan datang, maka lihatlah amal perbuatan yang telah kita lakukan pada kehidupan sekarang.
Kalau kita merasa dikehidupan sekarang ternyata
banyak susahnya daripada senangnya berarti dikehidupan lampaunya kita banyak
berfoya-foya menghabiskan karma baik untuk diri sendiri tanpa mau berbagi kepada orang lain.
Begitu juga jika dikehidupan
sekarang kita tidak banyak
berbuat kebajikan dan pelit berdana atau membantu orang yang benar-benar
membutuhkan, maka jangan harap kita
akan menikmati kehidupan yang
lebih baik dimasa kehidupan mendatang.
Seperti orang bijak pernah katakan diberbagai
kesempatan hidup didunia ini selain bernafas gratis maka semua ada hitungan
karmanya. Seandainya saat ini bisa
memberikan makanan kepada seseorang, berarti ada dua hal proses karmanya. Pertama, dikehidupan lampau saya pernah
diberi orang itu makanan dan saatnya sekarang membayar hutang. Kedua, saya sedang berbuat baik memberi orang itu makan dan suatu saat
kelak dia akan membayarnya kembali kepada saya.
Jadi kita tidak tahu itu proses mana yang sedang berlangsung. Jadi, daripada musingin siapa dan apa maka
lebih baik kita selalu banyak berbuat kebajikan dalam kehidupan sekarang agar tabungan
karma baiknya surplus.
Begitu juga sebaliknya saya
sering makan gratis, atau sering ditraktir orang. Jangan keburu seneng dulu
berpikir wah enak saya ditraktir terus. Bila hitungan saldo karmanya ternyata
nanti minus, maka dikehidupan yang
akan datang anda akan membayarnya. Dengan demikian anda
akan dipeliti rejeki oleh alam semesta, bentuknya bisa macam-macam, bisa
hidupnya serba susah, mengalami banyak masalah dan sebagainya.
Oleh karena itu, perbanyaklah melakukan kebajikan. Berdana itu tidak
harus selalu berupa materi tetapi
juga dapat melalui tenaga dan pikirannya untuk membantu orang banyak. Sekali lagi ingat, hukum karma adalah
ibarat anak panah yang lepas
dari busur seorang pemanah ia tidak
akan pernah meleset.
Semoga bermanfaat