Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Penyebab Perbedaan Menurut Agama Buddha

Pada saat sekolah kita banyak punya teman, baik teman laki-laki maupun perempuan. Beberapa dari mereka ada yang sangat cerdas, tetapi ada juga yang lambat. Beberapa sangat pintar, beberapa tidak begitu pintar, ada beberapa juga yang aga lambat, bahkan ada juga yang lebih lambat. Selesai sekolah kemudian bekerja ada yang akhirnya sukses hidupnya, tetapi juga ada yang hidupnya pas pasan, bahkan ada yang susah hidupnya.

Dengan keadaan ini maka muncul banyak pertanyaan. Apakah yang membuat mereka satu sama lain berbeda?... Dalam agama Buddha terjawab semua itu karena Karma mereka sendiri. Muncul lagi pertanyaan, karma yang mana yang menyebabkannya demikian. Mereka berbeda satu sama lain dikarenakan karma masa lampaunya berbeda, dan karma masa sekarangnya juga berbeda.

Meskipun ada yang mengusahakan sama kerasnya, tetapi tidak bisa mendapatkan hasil yang sama, betapapun kerasnya usaha yang dilakukan, tetapi hasilnya berbeda. Jika kita ingin melihat bagaimana kehidupan kita dikehidupan sebelumnya. Maka cukup melihat kondisi kehidupan sekarang. Begitu juga kita ingin melihat bagaimana kehidupan kita yang akan datang, maka lihatlah amal perbuatan yang telah kita lakukan pada kehidupan sekarang.

Kalau kita merasa dikehidupan sekarang ternyata banyak susahnya daripada senangnya berarti dikehidupan lampaunya kita banyak berfoya-foya menghabiskan karma baik untuk diri sendiri tanpa mau berbagi kepada orang lain.

Begitu juga jika dikehidupan sekarang kita tidak banyak berbuat kebajikan dan pelit berdana atau membantu orang yang benar-benar membutuhkan, maka jangan harap kita akan menikmati kehidupan yang lebih baik dimasa kehidupan mendatang.

Seperti orang bijak pernah katakan diberbagai kesempatan hidup didunia ini selain bernafas gratis maka semua ada hitungan karmanya. Seandainya saat ini bisa memberikan makanan kepada seseorang, berarti ada dua hal proses karmanya. Pertama, dikehidupan lampau saya pernah diberi orang itu makanan dan saatnya sekarang membayar hutang. Kedua, saya sedang berbuat baik memberi orang itu makan dan suatu saat kelak dia akan membayarnya kembali kepada saya.

Jadi kita tidak tahu itu proses  mana yang sedang berlangsung. Jadi, daripada musingin siapa dan apa maka lebih baik kita selalu banyak berbuat kebajikan dalam kehidupan sekarang agar tabungan karma baiknya surplus.

Begitu juga sebaliknya saya sering makan gratis, atau sering ditraktir orang. Jangan keburu seneng dulu berpikir wah enak saya ditraktir terus. Bila hitungan saldo karmanya ternyata nanti minus, maka dikehidupan yang akan datang anda akan membayarnya. Dengan demikian anda akan dipeliti rejeki oleh alam semesta, bentuknya bisa macam-macam, bisa hidupnya serba susah, mengalami banyak masalah dan sebagainya.

Oleh karena itu, perbanyaklah melakukan kebajikan. Berdana itu tidak harus selalu berupa materi tetapi juga dapat melalui tenaga dan pikirannya untuk membantu orang banyak. Sekali lagi ingat, hukum karma adalah ibarat anak panah yang lepas dari busur seorang pemanah ia tidak akan pernah meleset.

Semoga bermanfaat