Tidak ada orang yang mau menjadi tidak
sempurna. Setiap orang pasti ingin sempurna, sebagai salah satu
bentuk keyakinan mereka untuk bisa meraih harapan. Hal ini
tercermin sebagaimana iklan kosmetik hadir dengan mimpi membuat wajah semua wanita berubah menjadi cantik
atau sempurna.
Untuk para pria hadir juga produk susu untuk postur tubuh idaman para
lelaki. Dan postur tubuh seperti itu yang menurut iklan disukai para wanita. Anak-anak
kita juga dihadirkan pada sosok sempurna bernama pangeran dan putri, dengan
kisah indahnya yang membuat mereka yakin ketidaksempurnaan itu tidak ada, dan
sempurna adalah keharusan.
Namun pada kenyataannya, sempurna dan tidak
sempurna adalah dua sisi mata uang. Masing-masing dari kita pasti memilikinya. Tapi sayangnya banyak yang hanya fokus
pada kesempurnaan. Serba ingin
sempurna. Mungkin dengan
alasan seperti ini, banyak orang tua
yang menekan anak-anaknya
untuk berprestasi, bukan karena anak mencintai jalur yang ditekuninya.
Mungkin dengan
alasan ini juga, kita justru banyak sekali menemukan teman-teman di dunia nyata
yang depresi dan akhirnya
fokus pada kehidupan di dunia maya
yang akhirnya terkesan hanya mengajar kesempurnaan. Tidak menyadarinya bahwa sempurna
untuk setiap orang memiliki standar berbeda. Begitu kita merasa spesial atau
istimewa, maka segalanya akan menjadi berbeda. Ketidaksempurnaan itu ada. Tapi
bukan sesuatu yang penting. Yang penting adalah kita menyadari bahwa banyak hal
lain yang bisa dikejar, dan melupakan ketidaksempurnaan yang kita miliki.
Sempurna itu
seperti gunung yang tinggi dan gagah atau matahari di siang hari. Yang bisa
kita pelajari adalah bahwa kesempurnaan sebuah gunung berapi menyimpan bara
yang bisa meledak dan menghanguskan diri sendiri dan orang di sekitarnya. Kesempurnaan
matahari menyilaukan dan justru dijauhi banyak orang. Jika hari ini kita tidak sempurna, maka itulah manusia. Itulah artinya kita masih seorang manusia. Dalam agama Buddha hanya Sang Buddha
manusia yang sempurna sebagaimana dalam Buddha Nusati “Itipi so bhagavā arahaṃ
sammāsambuddho. Vijjācaraṇasampanno sugato lokavidū. Anuttaro purisa-dammasārathi.
Satthā devamanussānaṃ buddho bhagavā”. Artinya Sang Bhagawa, Beliau adalah Yang
Maha Suci, Yang Telah Mencapai penerangan Sempurna: Sempurna pengetahuan serta
tindak-tanduk-Nya. Sempurna menempuh Sang Jalan ke Nibbana, Pengetahu segenap
alam. Pembimbing manusia yang tiada taranya. Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar, Yang patut Dimuliakan.
Dari uraian di atas memberikan pengetahuan atau penyadaran kepada
kita bahwa yang penting berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan terus
berjuang menjadi lebih baik. Manusia tidak ada yang sempurna kecuali Sang Buddha, jadi jangan menginginkan kesempurnaan.
Semoga bermanfaat