Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Asal Usul Dibacanya Paritta Aradhana Devata

Melantunkan paritta Aradhana Devata ada berawal dari kisah pertanyaan yang diajukan Sakka Dewa Raja dalam suatu pertemuan para dewa di surga Tavatimsa, empat pertanyaan diajukan, tetapi para dewa gagal memperoleh jawaban yang benar. Akhirnya, Sakka membawa para dewa tersebut menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana. Sakka Dewa Raja mengajukan empat pertanyaan sebagai berikut: 1. Di antara semua pemberian, manakah yang terbaik?... 2. Di antara semua rasa, manakah yang terbaik?... 3. Di antara semua kegembiraan, manakah yang terbaik?... 4. Mengapa penghancuran nafsu dikatakan yang paling unggul?...

Sang Buddha menjawab, “O Sakka, Dhamma adalah termulia dari semua pemberian, terbaik dari semua rasa, dan terbaik dari semua kegembiraan. Penghancuran nafsu untuk mencapai tingkat kesucian arahat, oleh karena itu terunggul dari segala penaklukan.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan Dhammapada syair 354 berikut: Pemberian ‘Kebenaran’ (Dhamma) mengalahkan semua pemberian lainnya; Rasa ‘Kebenaran’ (Dhamma) mengalahkan semua rasa lainnya; kegembiraan dalam ‘Kebenaran’ (Dhamma) mengalahkan semua kegembiraan lainnya. Orang yang telah menghancurkan nafsu keinginan akan mengalahkan semua penderitaan.

Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Sakka berkata kepada Sang Buddha, “Bhante, jika pemberian Dhamma mengungguli semua pemberian, mengapa kami tidak diundang untuk berbagi jasa ketika pemberian Dhamma dilakukan? Bhante, saya mohon, mulai sekarang, kami diberi pembagian jasa atas perbuatan baik yang telah dilakukan.” Kemudian Sang Buddha meminta semua bhikkhu untuk berkumpul dan menasehati mereka untuk membagi jasa kepada semua makhluk atas semua perbuatan baik mereka.

Sejak saat itu, melantunkan paritta Aradhana Devata menjadi suatu kebiasaan untuk mengundang para dewa juga semua makhluk dari tiga puluh satu alam kehidupan (bhumi) untuk datang, dan berbagi jasa kebajikan.