Berdasarkan Etimologi
Kamma (Bahasa Pali) atau Karma (Bahasa Sansekerta) artinya perbuatan, entah itu perbuatan baik atau buruk
yang dilakukan melalui pikiran, ucapan dan perbuatan badan jasmani yang
disertai dengan niat/kemauan/kehendak (cetana). Suatu perbuatan baru dapat
disebut kamma atau karma bila dilakukan dengan niat (cetana). Perbuatan yang
dilakukan tidak disertai dengan niat maka tidak dapat disebut
dengan kamma/karma. Sebagaimana dalam Anguttara
Nikaya III:415 : "O, bhikkhu, kehendak untuk berbuat (Cetana) itulah yang kami
namakan Kamma. Sesudah berkendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani (kaya kamma), perkataan (vaci kamma) dan
pikiran (mano kamma)”.
Apa Itu Kamma
Kamma bukanlah satu ajaran yang membuat manusia menjadi
orang yang lekas berputusasa, juga bukan ajaran tentang adanya satu nasib yang
sudah ditakdirkan atau
ditentukan oleh siapapun. Memang segala sesuatu yang lampau memengaruhi
keadaan sekarang atau pada saat ini, akan tetapi tidak menentukan seluruhnya,
oleh karenanya kamma itu meliputi apa yang telah lampau dan keadaan pada
saat ini, dan apa yang telah lampau bersama-sama dengan apa yang terjadi pada
saat sekarang memengaruhi pula hal-hal yang akan datang. Apa yang telah lampau
sebenarnya merupakan dasar di mana hidup yang sekarang ini berlangsung dari
satu saat ke lain saat dan apa yang akan datang masih akan dijalankan. Oleh
karena itu, saat sekarang inilah yang nyata dan ada sendiri untuk digunakan
dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu kita harus hati-hati dengan perbuatan
kita, supaya akibatnya senantiasa akan bersifat baik.
Salah satu analogi yang terkenal dikalangan
Buddhis tentang kamma yaitu seperti melempar batu kedalam kolam. “Lemparkanlah batu ke dalam sebuah
kolam yang tenang. Pertama-tama akan terdengar percikan air dan kemudian akan
terlihat lingkaran-lingkaran gelombang. Perhatikanlah bagaimana lingkaran ini
makin lama makin melebar, sehingga menjadi begitu lebar dan halus yang tidak
dapat lagi dilihat oleh mata kita. Ini bukan berarti bahwa gerak tadi telah
selesai, sebab bilamana gerak gelombang yang halus itu mencapai tepi kolam, ia
akan dipantulkan kembali sampai mencapai tempat bekas di mana batu tadi
dijatuhkan.
Begitulah semua akibat dari perbuatan kita akan kembali kepada
kita seperti halnya dengan gelombang di kolam yang kembali ke tempat dimana
batu itu dijatuhkan. Sebagaimana sabda Sang Buddha dalam Samyutta
Nikaya I, hal. 227 "Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan begitulah
buah yang akan dipetiknya, pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat
kejahatan akan memetik kejahatan pula. Taburlah olehmu biji-biji benih dan
engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya".
Dari kutipan ini jelas bahwa segala sesuatu yang datang pada kita, yang menimpa
diri kita, sesungguhnya benar adanya. Bilamana kita mengalami sesuatu yang
membahagiakan, yakinlah bahwa kamma yang telah kita perbuat adalah benar.
Sebaliknya bila ada sesuatu yang menimpa kita dan membuat kita tidak senang,
kamma vipaka itu menunjukkan bahwa kita telah berbuat suatu kesalahan.
Janganlah sekali-kali dilupakan hendaknya bahwa kamma vipaka itu senantiasa
benar. Ia tidak mencintai maupun membenci, tidak marah dan juga tidak memihak.
Ia adalah hukum alam, yang dipercaya atau tidak dipercaya akan berlangsung
terus.
Terkait bentuk karma terdapat dua belas jenis bentuk-bentuk kamma. Dua Belas macam
kamma tersebut dibagi berdasarkan 3 kelompok yakni berdasarkan waktu
berbuahnya, berdasarkan kekuatan karma dan berdasarkan fungsinya.
Kamma berdasarkan jangka waktu berbuahnya:
- Ditthadhamma
Vedaniya Kamma adalah Kamma yang berbuahnya juga dalam kehidupan sekarang.
- Upajja
Vedaniya Kamma adalah Perbuatan yang kita lakukan sekarang, hasilnya tepat
di kehidupan yang akan datang.
- Aparapara
Vedaniya Kamma adalah Perbuatannya itu hasilnya berturut-turut selama
kehidupannya berlansung.
- Ahosi Kamma
adalah Kamma yang tidak bisa berbuah lagi, karena jangka waktu berbuah dan
kondisi pendukungya sudah habis.
Kamma
berdasarkan kekuatannya:
- Garuka Kamma
adalah Perbuatan yang akibatnya paling besar atau kuat. Yang termasuk
Akusala Garuka Kamma.
- Asañña Kamma
adalah Perbuatan yang dilakukan menjelang kematian yang kekuatnnya paling
kuat. Jadi misalnya saat kita berada pada menjelang kematian maka setelah
itu kita akan dilahirkan di alam sesuai dengan pkiran pada saat menjelang
kematian itu, misalnya saja marah maka setelah itu akan terlahir di alam
Neraka. Namun itu sesuai dengan karma baik kita juga. Jika karma baik kita
menopang maka terlahir di alam Neraka hanya sebentar. Begitu pula
sebaliknya.
- Aciñña Kamma
adalah Perbuatan yang dilakukan terus menerus yang akhirnya akan menjadi
watak atau kebiasaan (karena kebiasaan yang dilakukan).
- Katatta
Kamma adalah Kekuatan yang paling ringan atau cetananya ringan.
Kamma
berdasarkan Fungsinya:
- Janaka Kamma
adalah Kamma yang berfungsi untuk mendorong kelahiran suatu makhuk (potensi).
- Upatahmbaka
Kamma adalah Kamma yang fungsinya untuk memperkuat, menambah Janaka Kamma
jadi hasilnya bisa menjadi besar (kamma yang searah).
- Upapilaka
Kamma adalah Kamma yang mengurangi kekuatan Janaka Kamma yang arahnya
berlawanan.
- Upaghataka
Kamma adalah Kamma yang berfungsi untuk menghancurkan kekuatan dari Janaka
Kamma.
10
(sepuluh) jenis kamma baik
- Gemar
beramal dan bermurah hati akan berakibat dengan diperolehnya kekayaan
dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang.
- Hidup
bersusila mengakibatkan terlahir kembali dalam keluarga luhur yang
keadaannya berbahagia.
- Bermeditasi
berakibat dengan terlahir kembali di alam-alam sorga.
- Berendah
hati dan hormat menyebabkan terlahir kembali dalam keluarga luhur.
- Berbakti
berbuah dengan diperolehnya penghargaan dari masyarakat.
- Cenderung
untuk membagi kebahagiaan kepada orang lain berbuah dengan terlahir
kembali dalam keadaan berlebih-lebihan dalam banyak hal.
- Bersimpati
terhadap kebahagiaan orang lain menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang
menggembirakan.
- Sering
mendengarkan Dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan.
- Menyebarkan
Dhamma berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan (sama dengan No. 8).
- Meluruskan
pandangan orang lain berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.
10
(sepuluh) jenis kamma buruk
- Pembunuhan
akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena
terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa
berada dalam ketakutan dijauhi orang
- Pencurian
akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh keinginan yang
senantiasa tak tercapai, penghidupannya senantiasa tergantung pada orang
lain.
- Perbuatan
asusila akibatnya mempunyai banyak musuh, beristeri atau bersuami yang
tidak disenangi, terlahir sebagai pria atau wanita yang tidak normal
perasaan seksnya.
- Berdusta
akibatnya menjadi sasaran penghinaan, tidak dipercaya khalayak ramai.
- Bergunjing
akibatnya kehilangan sahabat-sahabat tanpa alasan yang jelas.
- Kata-kata
kasar dan kotor akibatnya sering didakwa yang bukan-bukan oleh orang lain.
- Omong kosong
akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak tegas, tidak dipercaya oleh
khalayak ramai.
- Keserakahan
akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharap-harapkan.
- Dendam,
kemauan jahat / niat untuk mencelakakan mahluk lain akibatnya buruk rupa,
macam-macam penyakit, watak tercela.
- Pandangan
salah akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya, kurang bijaksana,
kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya, pendapat yang tercela.
Lima Bentuk Kamma Berat (Akusala Garuka Kamma)
Lima perbuatan berakibat sangat berat yang membuat pelakunya terlahir di alam neraka: (1) Membunuh ibu. (2) Membunuh ayah. (3) Membunuh seorang Arahat. (4) Melukai seorang Buddha. (5) Menyebabkan perpecahan dalam Sangha.