Menurut
ajaran Buddha, seorang pemimpin yang baik selayaknya mempunyai sepuluh karakter
pemimpin. Sepuluh macam dimaksud adalah (1) pemimpin yang
murah hati, (2) bermoral, (3) mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada
kepentingan pribadi, (4) jujur, (5) ramah, (6) sederhana, (7) pemaaf, (8) menjauhkan
kekerasan, (9) sabar dan rendah hati, (10) tidak suka adanya pertentangan. Sebagaimana
yang dikenal dengan Dasa Raja Dharma di kalangan umat Buddha yang terdapat pada
Khuddaka Nikaya di Jataka Pali V. 378 yaitu:
- Dana (bermurah hati) : seorang pemimpin tidak boleh terlalu terikat dengan kekayaannya, dia memberikan pertolongan baik berupa materi maupun non materi bahkan bersedia mengorbankan hartanya demi kepentingan anggotanya.
- Sila (bermoral) : pemimpin harus memiliki sikap yang baik dengan pikiran, ucapan, perbuatan dan hidup berperilaku sesuai dengan aturan moralitas.
- Paricagga (berkorban) : seorang pemimpin harus rela mengorbankan kesenangan atau kepentingan pribadi demi kepentingan orang banyak.
- Ajjava (tulus hati dan bersih) : seorang pemimpin memiliki kejujuran, ketulusan sikap maupun pikiran dan kebersihan tujuan serta cita-cita dalam kepemimpinannya.
- Maddava (ramah tamah dan sopan santun) : memiliki sikap ramah tamah, simpatik dan menjaga sopan santun melalui pikiran, ucapan dan perbuatan.
- Tapa (sederhana) ; membiasakan diri dalam hidup kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan dalam kebutuhan hidup. Kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan contoh teladan ke anggota nya.
- Akkodha (tidak berniat jahat, bermusuhan dan membenci) : memiliki sifat pemaaf dan bersahabat, menjauhi niat jahat, permusuhan dan kebencian.
- Avihimsa (tanpa kekerasan) : tidak menyakiti hati orang lain, memelihara sikap kekeluargaan, senang pada perdamaian, menjauhi segala sikap kekerasan dan penghancuran hidup.
- Khanti (sabar dan rendah hati) : memiliki kesabaran pada saat mengalami halangan dan kesulitan. Memiliki kerendahan hati pada saat menghadapi hinaan dan celaan, sehingga menimbulkan pengertian dan kebijaksanaan pada saat menentukan keputusan. Khanti paramang tapo titikkha : kesabaran merupakan pelaksanaan Dharma yang tinggi.
- Avirodhana (tidak menimbulkan atau mencari pertentangan) : tidak menentang dan menghalangi kehendak mereka yang dipimpinnya untuk memperoleh kemajuan.
Bila
sepuluh macam atau Dasa Raja Dhamma ini diterapkan di setiap kepemimpinan baik
di dalam keluarga, Vihara, organisasi, pemerintahan, maka akan tercipta
kedamaian kemakmuran kesejahteraan. Oleh karena itu, kita sering disarankan oleh
pemuka agama kita untuk selalu menerapkan Dasa Raja Dhamma ini.
Dengan
demikian mari kita bersama-sama latih dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari
kita sehingga menjadi berkah untuk semuanya.
Semoga
bermanfaat