Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Materi Pertemuan Ketiga Kelas Empat

Melihat Orang Tua dan Orang Sakit (Pertemuan Ke-Tiga)
Ketika Pangeran Siddharta menginjak usia 29 tahun, suatu hari muncul keinginan-Nya untuk mengunjungi Taman Kerajaan. Beliau memerintahkan kusirnya, “Channa, siapkan kereta. Aku akan berkunjung ke Taman Kerajaan.” “Baiklah,” jawab Channa yang segera menyiapkan kereta. Kereta itu ditarik oleh empat ekor kuda berwarna putih bersih. Kecepatannya bagaikan burung garuda, raja segala burung.
Melihat Orang Tua
Ketika Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju Taman Kerajaan, para Dewa Brahma di alam Suddhavasa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddharta untuk menjadi Buddha makin dekat. Mari kita perlihatkan pertanda yang akan membuat Pangeran melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu Dewa Brahma di alam Suddhavasa menyamar sebagai orang tua. Orang tua itu berambut putih, tidak bergigi, punggungnya bungkuk dan berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Orang tua itu penjelmaan dewa dan dia tidak dapat dilihat orang lain selain Pangeran Siddharta dan kusirnya.
Saat melihat orang tua, Pangeran bertanya kepada Channa, “Channa, rambut orang itu tidak seperti orang lain, rambutnya semua putih. Badannya juga tidak seperti badan orang lain, giginya tidak ada, badannya kurus kering, punggungnya bungkuk, dan gemetaran. Disebut apakah orang itu?” Channa menjawab, “Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang tua.” Pangeran Siddharta belum pernah mendengar kata ‘orang tua’ apalagi melihatnya. Ia bertanya lagi kepada Channa, “Channa, belum pernah Aku melihat yang seperti ini, yang rambutnya putih, tidak bergigi, begitu kurus, dan gemetaran dengan punggung bungkuk. Apakah artinya orang tua?” Channa menjawab, “Yang Mulia, orang yang telah hidup lama disebut orang tua. Orang tersebut hanya memiliki sisa hidup yang pendek.” Pangeran kemudian bertanya, “Channa, bagaimana itu? Apakah Aku juga akan menjadi orang tua? Apakah Aku tidak dapat mengatasi usia tua?” Channa menjawab, “Yang Mulia, semua, termasuk Anda, juga saya, akan mengalami usia tua. Tidak seorang pun yang dapat mengatasi usia tua.” Pangeran berkata, “Channa, jika semua manusia tidak dapat mengatasi usia tua, Aku juga akan mengalami usia tua. Aku tidak ingin lagi pergi ke Taman Kerajaan dan bersenang-senang. Berbaliklah dari tempat ini dan pulang ke istana.” “Baiklah, Yang Mulia,” jawab Channa.

Melihat Orang Sakit
Setelah empat bulan berlalu dalam kemewahan hidup, Pangeran Siddharta pergi lagi mengunjungi Taman Kerajaan. Pangeran Siddharta mengendarai kereta yang ditarik oleh kuda putih seperti sebelumnya. Di perjalanan, Pangeran melihat pertanda yang diciptakan oleh para dewa untuk kedua kalinya. Pangeran melihat orang yang terbaring lemah. Orang itu sangat kesakitan diserang penyakit. Dia hanya dapat duduk dan berbaring jika dibantu oleh orang lain. Dia berbaring lemah di tempat tidurnya dengan ditutupi kotorannya sendiri.
Pangeran bertanya kepada kusirnya, “Channa, mata orang itu tidak seperti mata orang lain, terlihat lemah dan goyah. Suaranya juga tidak seperti orang lain, ia terus-menerus menangis. Tubuhnya juga tidak seperti tubuh orang lain. Terlihat seperti kelelahan. Disebut apakah orang seperti itu?” Channa menjawab, “Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang sakit’.” Pangeran Siddharta belum pernah melihat orang sakit sebelumnya, bahkan mendengar kata ‘orang sakit’ saja belum pernah. Dia bertanya lagi kepada kusirnya, “Channa, Aku belum pernah melihat orang seperti itu. Duduk dan berbaring harus dibantu oleh orang lain. Tidur di tumpukan kotorannya sendiri dan terus-menerus menjerit. Apakah orang sakit itu? Jelaskanlah kepada-Ku.” Channa menjawab, “Yang Mulia, orang sakit adalah orang yang tidak mengetahui apakah dia akan sembuh atau tidak dari penyakit yang dideritanya saat ini.” Pangeran bertanya lagi, “Channa, bagaimana ini? Apakah Aku juga bisa sakit? Apakah Aku tidak dapat mengatasi penyakit?” Channa menjawab, “Yang Mulia, kita semua, termasuk Anda juga saya, akan menderita sakit dan tidak seorang pun yang dapat terhindar dari penyakit.” Pangeran berkata, “Channa, jika semua manusia tidak dapat terhindar dari penyakit, Aku juga akan menderita sakit, Aku tidak ingin pergi lagi ke Taman Kerajaan dan bersenang-senang di sana. Berbaliklah dari tempat orang sakit tadi terlihat dan pulang ke istana.” “Baiklah, Yang Mulia,” jawab Channa.

Pertanyaan
1. Pada usia berapa Pangeran Siddharta melihat empat peristiwa?
2. Siapa yang menemani Pangeran Siddharta keluar istana?
3. Apa peristiwa pertama dan kedua yang dilihat Pangeran Siddharta?
4. Siapakah sebenarnya penampakan yang dilihat Pangeran Siddharta?
5. Mengapa Pangeran Siddharta kaget melihat kedua peristiwa itu?
6. Bagaimana perasaanmu jika suatu saat nanti mengalami sakit dan usia tua?
7. Apa hikmah yang dapat dipetik ketika kamu mengalami sakit?
8. Bagaimana cara terbaik yang kamu lakukan untuk menghadapi sakit dan usia tua?

Sumber Materi
Pujimin, Suyatno. 2019. "Pendidikan Agama Buddha dan Budi" SD Kelas IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI.