Subscribe Us

Selamat Datang Di Dharmaduta Inspiratif : https://www.damaduta.net

Kebajikan Dapat Meringankan Karma Buruk

Berbuat kebajikan bisa meringankan karma buruk, seperti perumpamaan air sebagai karma baik dan garam sebagai karma buruk, jika air bertambah banyak, rasa asin dari garam semakin tidak terasa. Seperti itulah karma buruk apabila kita banyak melakukan kebaik maka semakin ringan atau semakin tidak terasa karma buruk yang ada.

Terkait hal ini juga dikisahkan di sebuah kuil di Jepang, yang tinggal banyak sramanera cilik. Ada seorang bhiksu lansia yang bersungguh hati membimbing mereka. Bhiksu lansia ini memiliki sedikit kemampuan untuk membaca wajah sehingga tahu bahwa ada seorang sramanera cilik yang akan mengalami bencana dalam waktu dekat yang mungkin akan merenggut nyawanya.

Suatu hari, bhiksu lansia berkata pada sramanera itu, "Kamu sudah lama tidak pulang ke rumah. Saya akan meliburkanmu sebulan agar kamu bisa mengunjungi orang tuamu." Sramanera itu sangat gembira. Dia segera merapikan barang bawaannya, lalu berpamitan pada gurunya. Setelah meninggalkan kuil, sramanera itu terus berjalan dengan cepat. Dia berjalan sambil menikmati pemandangan dan merasa sangat menyenangkan.

Tidak lama kemudian, dia merasa panas. Saat dia melihat sebuah sungai dan berpikir untuk mencuci wajahnya, dia melihat sebuah sarang semut di atas pohon terjatuh ke sungai. Dia berpikir, "Jika sarang semut itu dibiarkan terbawa oleh arus sungai, semut-semut di dalamnya pasti akan mati." Karena itu, dia menggulung kaki celana dan lengan bajunya, lalu berusaha untuk mengangkat sarang semut itu.

Dia hampir tergelincir di sungai. Beruntung, dia berhasil mengangkat sarang semut. Dengan hati-hati, dia menaruhnya di tepi sungai dan berkata pada semut-semut itu, "Untung saya berhasil menyelamatkan kalian. Nyawa saya juga hampir melayang. Sekarang kita sudah selamat. Mari kita saling mendoakan."

Kemudian, dia pun pulang ke rumah. Saat dia tiba di rumah, orang tuanya heran mengapa dia tiba-tiba pulang. Berhubung dia sudah pulang, ayahnya berkata, "Baguslah kalau kamu pulang."Tidak sampai sebulan, ayahnya berkata, "Kamu hendaknya bersiap-siap untuk kembali."

Dia lalu merapikan barang bawaannya dan kembali ke kuil dengan gembira. Melihatnya kembali ke kuil, bhiksu lansia itu merasa heran dan berpikir, "Mengapa dia bisa kembali dengan selamat?" Dia kembali melihatnya dengan saksama dan mendapati bahwa sudah tidak ada tanda-tanda akan mengalami bencana dari wajahnya.

Tanda-tanda panjang umur kini terlihat di wajahnya. Dia bertanya pada sramanera cilik itu, "Selama pulang ke rumah, apa yang kamu lakukan?" Sramanera menjawab, "Tidak melakukan apa-apa. Saya hanya pulang ke rumah dan menikmati waktu bersama orang tua saya." Bhiksu lansia itu berkata, "Apakah terjadi sesuatu dalam perjalanan pulang? Ceritakan pada saya."

Sramanera itu berpikir-pikir dan berkata, "Saya hanya menikmati pemandangan di jalan. Oh, saat melewati sebuah sungai, saya melihat sebuah sarang semut terjatuh dari pohon. Melihat semut-semut itu berusaha untuk menyelamatkan diri, saya merasa bahwa saya harus menyelamatkan mereka. Saya hampir tergelincir saat mencoba menyelamatkan mereka. Beruntung, saya berhasil mengangkat sarang semut itu.Setelah itu, saya pun pulang ke rumah.”

Bhiksu lansia itu mengelus kepala sramanera cilik itu dan berkata, "Benar, kamu harus selalu membina cinta kasih terhadap semua makhluk untuk melakukan banyak kebajikan. Dengan begitu, kamu baru bisa tumbuh besar dengan sehat."

Kisah ini sebuah kisah yang dapat memberikan pencerahan dan nilai keagamaan yang sangatlah mendalam. Kisah ini mengajari kita untuk senantiasa berbuat Kebajikan dengan mengembangkan cinta kasih, baik terhadap sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya. Jadi, baik bhiksu-bhiksuni maupun umat perumah tangga, semuanya hendaklah bersumbangsih dan berbuat baik dengan penuh cinta kasih agar kelak akan terbebas dari karma buruk yang ada. Demikianlah cara menciptakan pahala besar. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa berbuat baik dan mengambangkan cinta kasih.

Oleh karena itu, jauhi kejahatan dengan tekad melaksanakan Sila, banyak berbuat Kebajikan, kembangkan terus menerus rasa cinta kasih dan latihanlah meditasi. Tersenyumlah, berbahagialah saat ini juga, kita semua adalah manusia yang terberkahi, beruntung dan terlindungi.  Maka masa depan pasti lebih baik untuk kita semuanya, jika Dharma menjadi pedoman hidup kita semuanya.

Diakhir kata perbanyaklah berbuat baik, karna perbuatan baik akan dapat meringankan karma buruk. Sebagaimana dalam Dhammapada Syair 314 : sebaiknya seseorang tidak melakukan perbuatan jahat, karena di kemudian hari perbuatan itu akan menyiksa dirinya sendiri. Lebih baik seseorang melakukan perbuatan baik, karena setelah melakukannya ia tidak akan menyesal.